Tapi tekanan dari komite internasional Olimpiade (IOC) dan ancaman boikot, membuat Der Führer berpikir dua kali. Alhasil, kanselir kelahiran Braunau, Austria itu, mesti tunduk pada keadaan dan membolehkan kaum Yahudi dan bangsa-bangsa Afrika berkulit legam, ikut serta.
Bahkan, seorang atlet di kontingen Jerman yang punya darah Yahudi, Helene Mayer, diizinkan ikut Olimpiade membela Jerman. Kendati demikian, melunaknya kebijakan Hitler tak juga meredakan sejumlah protes dan boikot dari beberapa negara.
Spanyol dan Uni Soviet menjadi dua negara pertama yang memboikot dan tak berkenan tampil di Berlin 1936. Saat itu, Spanyol selayaknya Soviet, masih dikuasai kaum sayap-kiri alias Sosialis-Komunis, ideologi yang bertolak belakang dengan terapan paham di Jerman saat itu.
Terlepas dari beragam kontroversi, Olimpiade Berlin 1936 juga menghadirkan berbagai inovasi, baik di sisi olahraga maupun teknis. Di Olimpiade ini, banyak menghadirkan hal-hal baru atau serba pertama. Salah satunya, Olimpiade 1936 ditayangkan live melalui jaringan pendek televisi serta radio, yang mampu menjangkau 41 negara.
Di Olimpiade ini pula pertama diadakan reli estafet obor Olimpiade yang mengawali titik perjalanannya dari Yunani, negeri pelopor Olimpiade. Lalu, di tahun itu pula pertama kali cabang bola basket dan bola tangan dimainkan di level Olimpiade.