BOGOTA – Empat anak suku pribumi ditemukan dalam keadaan hidup pada Jumat, 9 Juni, lebih dari sebulan setelah pesawat yang mereka tumpangi jatuh di Hutan Amazon, Kolombia.
Penemuan keempat kakak beradik itu dianggap sebagai sebuah keajaiban mengingat kondisi hutan tempat pesawat mereka jatuh. Mereka diselamatkan oleh militer Kolombia di dekat perbatasan antara provinsi Caqueta dan Guaviare Kolombia, dekat tempat pesawat kecil itu jatuh.
Kisah Keajaiban, 4 Anak Ditemukan Hidup di Hutan Amazon Usai 40 Hari Hilang Akibat Pesawat Jatuh
Musibah yang menimpa keempat bersaudara, berusia 13, sembilan, empat tahun, dan seorang bayi berusia 12 bulan itu bermula pada 1 Mei saat pesawat Cessna 206 yang membawa mereka dalam perjalanan dari bandara Araracuara, di provinsi Caqueta ke San Jose del Guaviare, sebuah kota di provinsi Guaviare. Di tengah penerbangan, pesawat itu mengeluarkan peringatan mayday karena mengalami kerusakan mesin.
Tiga orang dewasa, termasuk pilot dan ibu keempat bersaudara itu, Magdalena Mucutuy, tewas akibat kecelakaan itu dan jenazah mereka ditemukan di dalam pesawat.
Pemerintah Kolombia segera meluncurkan pencarian
Setelah berminggu-minggu pencarian, pada 17 Mei Presiden Kolombia Gustavo Petro dalam sebuah cuitan di Twitter mengatakan bahwa keempat anak itu telah ditemukan, memunculkan kegembiraan di seluruh negeri. Namun, dia kemudian menghapus cuitan itu, mengatakan bahwa informasi mengenai penemuan anak-anak itu belum dapat dikonfirmasi.
Akhirnya, pada Jumat, 9 Juni Petro mengatakan bahwa tetara Kolombia telah menemukan anak-anak itu, menyebutnya sebagai hari ajaib. Petro membagikan foto beberapa anggota militer dan komunitas Pribumi yang sedang merawat salah seorang anak, yang telah berada di hutan selama 40 hari.
Sebuah video Angkatan Udara Kolombia yang dirilis Jumat menunjukkan sebuah helikopter menggunakan tali untuk menarik anak-anak muda itu karena tidak dapat mendarat di hutan hujan lebat tempat mereka ditemukan. Militer Kolombia pada Jumat mencuit foto yang menunjukkan sekelompok tentara dan sukarelawan berpose dengan anak-anak, yang terbungkus selimut termal. Salah satu tentara memberi minum lewat botol ke bibir anak terkecil.
Jenderal Pedro Sanchez, yang bertanggung jawab atas upaya penyelamatan, mengatakan bahwa anak-anak itu ditemukan 5 kilometer dari lokasi kecelakaan. Dia mengatakan tim penyelamat telah melewati dalam jarak 20 hingga 50 meter dari tempat anak-anak itu ditemukan beberapa kali, tetapi keberadaan para penyintas tersebut luput.
Menurut paman anak-anak itu, mereka berhasil bertahan hidup di hutan selama lebih dari sebulan berkat tepung tapioka dan biji-bijian.
"Ketika pesawat jatuh, mereka mengeluarkan (dari reruntuhan) sebuah fariña, dan karena mengkonsumsi makanan itu, mereka selamat," kata paman anak-anak itu, Fidencio Valencia kepada wartawan di luar rumah sakit. Fariña adalah tepung tapioka yang dikonsumsi masyarakat di wilayah Amazon.
“Setelah fariña habis, mereka mulai memakan biji-bijian,” kata Valencia.
Mereka kini telah dipertemukan lagi dengan keluarganya, dan menurut sang ayah, Manuel Ranoque, anak-anak itu akan menceritakan kisah mereka selama berada di hutan.
(Rahman Asmardika)