“Bangunan yang ada saat ini hanya tenggelam dalam balutan sejarah, harus ada inovasi dan kreativitas yang visioner menembus masa depan, sehingga memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi tapi juga mampu berkembang menjadi salah satu destinasi wisata dan pengembangan ekonomi kreatif yang unggul," tuturnya.
Ia mengambil contoh dalam renovasi Bundaran Besar Palangka Raya yang tengah berlangsung saat ini. Bundaran Besar memiliki sejarah yang sangat penting, ia bukan hanya berada di jantung Kota Palangka Raya, sebagian ahli menyebut bahwa Bundaran Besar ini merupakan Center Of The World.
Menurut penjelasan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Shalahuddin bahwa progress renovasi Bundaran Besar Palangka Raya sudah mencapai 35 persen, yang mencakup struktur atas menara (elevasi +23,40 m) toilet, diorama museum budaya, museum perjuangan dan pekerjaan lanskap struktur untuk kolom besar sebanyak empat buah.
Untuk seluruh pekerjaan struktur ditargetkan bulan Agustus sudah rampung, dan seluruh pekerjaan ditargetkan selesai pada 29 Desember 2023.
Sebagai informasi, dalam renovasi ini terdapat beberapa bangunan tambahan seperti Menara Talawang, museum, biorama, teater yang dilengkapi tempat duduk untuk menonton pertunjukan, serta kolam untuk penghijauan kota. Penataan tersebut tidak mengubah bentuk asli Bundaran Besar Palangka Raya.
(Agustina Wulandari )