Bangunan Paleis Buitenzorg baru bisa dirampungkan hingga memiliki bentuknya yang seperti sekarang di masa pemerintahan Gubernur Jenderal Charles F.P. de Mortanges tahun 1856-1861. Kemudian, tahun 1870, Paleis Buitenzorg ditetapkan secara resmi sebagai kediaman resmi para gubernur jenderal Hindia Belanda.
Gubernur jenderal yang terakhir menempati bangunan ini adalah Tjarda van Starckenborg Stachouwer. Dengan terpaksa, ia harus menyerahkan bangunan itu kepada Jenderal Immura, ketika Jepang masuk ke Nusantara.
Paleis Buitenzorg mulai digunakan pemerintah Indonesia pada tahun 1950, setelah resmi diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia. Namanya pun berubah nama menjadi Istana Kepresidenan RI Bogor. Pemerintah juga melakukan beberapa renovasi, seperti yang terjadi pada tahun 1952.
Selain menjalankan fungsi sebagai kantor urusan kepresidenan dan kediaman resmi Presiden Republik Indonesia, Istana Bogor pernah pula menjadi tempat diselenggarakannya Konferensi Lima Negara pada 28-29 Desember 1954 serta tempat pertemuan para pemimpin APEC pada 15 November 1994.
(Awaludin)