JAKARTA - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO) Hasan Nasbi menjelaskan kata "rakyat jelata" sering digunakan dalam pidato Presiden pertama RI, Soekarno atau Bung Karno. Penjelasan ini terkait Juru Bicara (Jubir) PCO Adita Irawati yang dihujat warganet usai menanggapi kasus Miftah Maulana Habiburrahman yang mengolok-olok penjual es teh saat tengah berceramah.
“Saya kasih gambaran ya, ada Mbak Adita. Mbak Adita harus membuat video minta maaf. Walaupun saya dengan berat hati meminta Mbak Dita membuat video karena mengucapkan kata rakyat jelata,” kata Hasan dalam dialog di Universitas Al Azhar, Jakarta, Senin (30/6/2025).
Penggunaan istilah tersebut menjadi kontroversial karena viral di media sosial dan dianggap sebagai bentuk penghinaan oleh sebagian orang. Padahal secara istilah rakyat jelata diakui dan tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
“Rakyat jelata itu buat orang yang bikin viral menganggap itu penghinaan,. Kata rakyat jelata itu masuk dalam KBBI. Mbak Dita nangis waktu itu harus minta maaf. Tapi karena tekanan publik berdasarkan viralitas,” katanya.