MOSKOW – Rusia angkat bicara setelah Polandia berencana mengambil bagian dalam program Berbagi Nuklir Pasukan Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev mengatakan kepada TASS, potensi penyebaran senjata nuklir ke Polandia dapat mendorong negara itu untuk menggunakannya.
"Satu-satunya bahaya yang timbul dari permintaan untuk menyebarkan senjata nuklir ke Polandia adalah bahwa senjata tersebut akan digunakan,” terangnya.
Sebelumnya, Perdana Menteri (PM) Polandia Morawiecki mengumumkan bahwa Warsawa ingin bergabung dengan program Berbagi Nuklir NATO di tengah niat Rusia untuk menyebarkan senjata nuklir taktis ke Belarusia.
Sementara itu, berbicara selama konferensi pers online pada Jumat (30/6/2023), Koordinator Komunikasi Strategis Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) John Kirby mengatakan bahwa dia sama sekali tidak mengatakan apa-apa tentang negosiasi semacam ini. Namun, dia menggarisbawahi bahwa AS tidak melihat niat Rusia untuk menggunakan nuklir di tengah krisis Ukraina.
Pada 25 Maret lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa, atas permintaan Minsk, Moskow akan mengerahkan senjata nuklir taktisnya di Belarusia, mirip dengan apa yang telah lama dilakukan AS di wilayah sekutunya.
Moskow telah memberi Minsk sistem rudal taktis Iskander yang mampu membawa senjata nuklir dan telah membantu Minsk melengkapi kembali pesawat militernya untuk membawa senjata khusus. Selain itu, kru dan pilot rudal Belarusia telah menjalani pelatihan di Rusia.
Pada 16 Juni lalu, Putin mengatakan bahwa hulu ledak nuklir pertama Rusia telah dikirim ke Belarusia, sedangkan sisanya akan tiba sebelum akhir tahun ini.
Pada 23 Juni lalu, pemimpin Belarusia Alexander Lukashenko mengatakan bahwa republiknya telah menerima sebagian besar hulu ledak yang rencananya akan dikirimkan.
(Susi Susanti)