Rudal pertama mencapai ketinggian 50 km dan menempuh jarak 550 km, sedangkan yang kedua naik setinggi 50 km dan terbang 600 km, kata Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada kepada wartawan.
Jepang mengajukan protes terhadap peluncuran rudal melalui saluran diplomatik, katanya.
Penembakan itu terjadi hampir seminggu setelah Korea Utara menguji coba rudal balistik antarbenua Hwasong-18 terbarunya, sebuah peluncuran yang dikatakan Pyongyang sebagai peringatan bagi Amerika Serikat dan musuh lainnya.
Juga pada Selasa, (18/7/2023) seorang tentara AS yang menghadapi tindakan disipliner melarikan diri melintasi perbatasan antar-Korea ke Korea Utara. Prajurit itu diyakini berada dalam tahanan Korea Utara, kata Washington, menciptakan krisis baru antara kedua negara bermusuhan tersebut.
(Rahman Asmardika)