SEORANG pramugari yang bekerja di Titanic selamat dari kapal lain yang tenggelam bertahun-tahun kemudian.
Kisah yang tampaknya sulit dipercaya ini adalah tentang Violet Jessop. Dia bekerja sebagai pramugari kapal pesiar yang selamat dari dua peristiwa tenggelamnya dua kapal pesiar, termasuk Titanic.
Lahir pada 2 Oktober 1887, di luar kota Bahí Blanca, Argentina, menurut publikasi catatan sejarah The Archive, Jessop adalah salah satu dari sembilan bersaudara, namun hanya enam yang bertahan hingga bayi.
Orang tuanya adalah imigran dari Irlandia dan keluarganya pindah ke London ketika dia berusia sekira 16 tahun setelah kematian ayahnya.
Jessop mengikuti jejak ibunya dengan mencari pekerjaan sebagai pramugari ketika dia berusia 21 tahun pada 1908.
Sebelum bekerja di Titanic pada 1912, Jessop selamat dari tabrakan saat RMS Olympic, kapal saudara Titanic, yang bertabrakan dengan HMS Hawke di lepas pantai Isle of Wight pada 20 September 1911. Tidak ada korban jiwa akibat kecelakaan tersebut.
Jessop berusia 24 tahun ketika dia bergabung dengan Titanic pada 1912, menurut Arsip Nasional Inggris yang mengawali dua pengalamannya berdekatan dengan maut.
Titanic adalah salah satu bencana terbesar dalam sejarah maritim ketika tenggelam 111 tahun lalu pada 15 April 1912. Kapal itu tenggelam setelah menabrak gunung es, menewaskan lebih dari 1.500 orang.
Namun, Jessop adalah salah satu dari 700 orang yang selamat.
Lebih dari empat tahun kemudian, pada 21 November 1916, tragedi kembali terjadi.
Meskipun berada di atas Titanic ketika bertabrakan dengan gunung es dan tenggelam, akan membuat banyak orang menolak untuk kembali bekerja sebagai pramugari kapal, Jessop kembali ke laut untuk bekerja. Dia sedang bekerja di HMS Britannic ketika kapal mulai tenggelam setelah menabrak ranjau.
Jessop kembali selamat dari peristiwa itu setelah naik sekoci. Tidak semua orang yang naik sekoci berhasil mencapai daratan kering dengan selamat, karena putaran baling-baling kapal menciptakan arus yang menarik beberapa perahu lebih dekat ke kapal, yang menyebabkan robeknya beberapa sekoci dan beberapa cedera serta kematian.
Meskipun sekoci Jessop adalah salah satu yang ditarik ke arah kapal, dia berhasil bertahan bahkan setelah mengalami cedera kepala karena kepalanya membentur lunas kapal, menurut Arsip Nasional.
Dia adalah salah satu dari 1.000 orang yang selamat dari tenggelamnya HMS Britannic.
Jessop akhirnya meninggalkan hidupnya di laut ketika dia pensiun pada 1960 di usia 63 tahun, menurut laporan Arsip Nasional sebagaimana dilansir Unilad.
Jessop menulis memoar, yang diedit oleh John Maxtone-Graham setelah kematiannya pada 1971 karena gagal jantung.
(Rahman Asmardika)