NEW YORK – Juli 2023 ditetapkan sebagai bulan terpanas dalam sejarah. Beberapa ahli ilmuwan percaya bahwa Juli mungkin menjadi bulan terhangat dalam 120.000 tahun terakhir.
Para peneliti tidak terkejut bahwa Juli ditetapkan untuk memecahkan rekor bulan terhangat saat ini karena ada banyak indikasi dalam beberapa minggu terakhir bahwa dunia melihat tingkat pemanasan yang jauh lebih besar.
Lalu mengapa ini terjadi? Para peneliti yakin bahwa emisi bahan bakar fosil dari aktivitas manusia sebagian besar menjadi penyebab tingkat pemanasan yang kita lihat sekarang.
"Cuaca ekstrem yang telah mempengaruhi jutaan orang di bulan Juli sayangnya adalah kenyataan pahit dari perubahan iklim dan gambaran masa depan," kata Sekretaris Jenderal Organisasi Meteorologi Dunia Prof Petteri Taalas, dikutip BBC.
"Kebutuhan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca lebih mendesak dari sebelumnya," katanya.
"Aksi iklim bukanlah kemewahan tetapi suatu keharusan,” ujarnya.
Para ahli percaya bahwa rekor suhu bulan Juli tidak akan menjadi yang terakhir dipecahkan tahun ini.
Selain dampak berkelanjutan dari gas rumah kaca, ada efek yang berkembang dari sistem cuaca El Niño - peristiwa alami saat lautan menghangat di Pasifik timur dan melepaskan panas ke atmosfer. Hal ini kemungkinan akan mendorong suhu lebih tinggi dan mungkin menjadikan 2023 atau 2024 tahun terhangat yang pernah tercatat, karena para ilmuwan memperingatkan kita belum melihat dampak penuhnya.