Kisah Pangeran Diponegoro Masuk ke Hutan-Hutan Demi Hindari Prajurit Belanda

Susi Susanti, Jurnalis
Jum'at 28 Juli 2023 06:01 WIB
Pangeran Diponegoro (Foto: Istimewa/Okezone)
Share :

“Pada Januari 1830, bahkan patihnya sendiri yang setia [Raden Adipati Abdullah Danurejo] pergi membelot ke pihak Belanda. Sekalipun menderita luka di kakinya [dan baunya] dan terkena sakit malaria yang membuat fisiknya sangat lemah, ia menanggung dengan tabah semua derita ini sampai 9 Februari 1830 [ketika negosiasinya dengan Kolonel Cleerens dimulai, hlm. 346-54].”

Berjalan terseret-seret karena kelelahan dan serangan malaria di sepanjang jalan setapak badak ke gubuk-gubuk petani, di situ ia bersembunyi selama lebih dari tiga bulan, antara pertengahan November 1829 dan awal Februari 1830 (Louw dan De Klerck1894-1909, V:525-6; Carey 1981b:56 catatan 10; hlm. 42).

Pangeran barangkali merenungkan bahwa sekalipun kekalahannya tak terhindarkan—demikian menurut ramalan Parangkusumo (hlm. 67-8)—kekalahan tersebut tentulah dipercepat oleh konsesinya pada Sentot yang mendatangkan bencana persis setahun sebelumnya.

Di mata para panglima lapangan Belanda, tertangkap atau matinya Pangeran Diponegoro di medan perang, hanya bisa jadi soal keberuntungan, kebetulan, atau takdir.

Hal yang sama dapat dikatakan untuk banyak barang pribadi Diponegoro. Sungguh luar biasa bahwa ada beberapa benda bersejarah yang selamat dari Perang Jawa dan masih dapat dilihat di Museum Nasional.

Benda-benda bersejarah asli memiliki kemampuan magis untuk menjembatani kesenjangan antara masa kini dan masa lalu, dan pelana serta kendali kuda yang ditunggangi Diponegoro dalam pertempuran menghidupkan masa-masa Perang Jawa.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya