Pemimpin kudeta mengklaim pesawat Prancis telah melanggar wilayah udara negara itu dan tentara Prancis telah membebaskan jihadis yang ditangkap untuk menyerang posisi militer.
"Prancis dengan tegas menyangkal tuduhan baru yang tidak berdasar oleh para pemberontak di Niger," kata kementerian pertahanan dan luar negeri Prancis dalam pernyataan bersama yang dikutip oleh kantor berita AFP.
Mereka menambahkan bahwa penerbangan tersebut telah disahkan oleh militer Niger.
Baik AS dan Prancis mengoperasikan pangkalan militer di Niger sebagai bagian dari operasi untuk mengganggu kelompok jihadis yang beroperasi di wilayah yang lebih luas.
Niger menjadi pangkalan utama pasukan Prancis setelah mereka disuruh meninggalkan Mali menyusul kudeta di sana.
Sebagai bagian dari upaya diplomatik, dua utusan Presiden Bola Tinubu dari Nigeria telah bertemu dengan junta di ibu kota Niamey.
(Susi Susanti)