LEMBAGA pemantau perusahaan Kanada, pada Selasa (15/8/2023), meluncurkan sebuah penyelidikan terhadap unit perusahaan fesyen Ralph Lauren di negara itu. Penyelidikan tersebut terkait dugaan bahwa perusahaan itu menggunakan tenaga kerja paksa dari kelompok minoritas Uyghur di China.
Pengumuman itu disampaikan setelah Ombudsman Kanada untuk Praktik Usaha yang Bertanggung Jawab memulai penyelidikan serupa terhadap Nike Canada dan perusahaan pertambangan Kanada Dynasty Gold pada bulan lalu.
Koalisi berisi 28 organisasi masyarakat sipil pada tahun lalu mengajukan keluhan kepada lembaga pemantau tersebut mengenai tuduhan bahwa “Ralph Lauren Kanada menjalin hubungan pasokan dengan perusahaan-perusahaan China yang menggunakan atau memanfaatkan penggunaan tenaga kerja paksa Uyghur.”
“Saya telah memutuskan bahwa keluhan tentang Ralph Lauren itu memerlukan penyelidikan,” kata anggota ombudsman, Sheri Meyerhoffer, dalam pernyataan tertulis, sebagaimana dilansir dari VOA Indonesia.
Induk perusahaan merek tersebut di Amerika Serikat, tulisnya, telah mempermasalahkan yurisdiksi Kanada atas masalah itu, dengan alasan bahwa anak perusahaannya “tidak bertanggung jawab atas pengambilan keputusan” dan bahwa semua kegiatan operasionalnya diawasi oleh kantor pusat perusahaan di AS.