Dekade ketidakstabilan, bencana dan kesengsaraan ekonomi telah membuat Haiti menjadi salah satu negara termiskin dan paling kejam di dunia.
Kekerasan geng melonjak sejak pembunuhan Presiden Jovenel Moïse pada 2021, yang menyebabkan sebagian besar wilayah negara lepas kendali pemerintah.
Perang wilayah sejak itu mendorong lonjakan pengungsi, kekurangan pangan yang parah, pembunuhan, penculikan, dan kekerasan seksual.
Juru bicara kantor hak asasi manusia (HAM) Ravina Shamdasani mengatakan pada Jumat (18/8/2023) bahwa setidaknya 2.439 warga Haiti telah tewas, 902 terluka dan 951 diculik pada tahun ini.
"Laporan dari Haiti minggu ini telah menggarisbawahi kebrutalan ekstrem dari kekerasan yang dilakukan terhadap penduduk," katanya.
Dia menambahkan bahwa kelompok main hakim sendiri yang dibentuk untuk melawan geng telah menyebabkan 350 orang digantung sejak April lalu. Dari jumlah tersebut, 310 diduga anggota geng dan satu adalah petugas polisi.
Menurut angka sementara yang dikeluarkan oleh satu kelompok hak asasi lokal, 30 orang tewas dan lebih dari selusin lainnya terluka dalam serangan di ibu kota pada Kamis (18/8/2023).