Bareng Hendropriyono, Menkumham Gelar Diskusi Bahaya Artificial Intelligence

Muhammad Farhan, Jurnalis
Kamis 24 Agustus 2023 13:23 WIB
Diskusi bahaya AI AM Hendropriyono (Foto: MPI)
Share :

JAKARTA - Dalam perhelatan Focus Group Discussion (FGD) Strategi Peningkatan Peran Intelijen Keimigrasian, Menteri Hukum dan HAM (Menkumham), Yasonna Laoly menyoroti dampak bahanyanya Artificial Intelligence atau AI.

Kemenkumham turut mengundang mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), AM Hendropriyono dalam diskusi membahas bahaya kecerdasan buatan tersebut.

Yasonna menyampaikan bahwa terbukanya informasi di era globalisasi ini, menjadi tantangan tersendiri bagi Direktorat Jenderal Imigrasi terutama dalam aspek teknologi, politik, dan keamanan.

Yasonna menyoroti dampak negatif dari AI tersebut lantaran Direktorat Intelijen Keimigrasian (Direktorat Intelkim), berhasil menyingkap sejumlah kasus penyelewengan oleh warga negara asing. Kasus seperti penjamin fiktif, WNA Cina pemegang paspor Meksiko palsu hingga WN Vanuatu yang menggunakan identitas KTP WNI untuk bertanding di One Pride MMA.

"Perkembangan teknologi informasi memiliki dampak negatif dalam aspek kejahatan internasional seperti human trafficking, perdagangan orang, narkotika hingga illegal fishing," jelas Yasonna dalam keterangannya, Rabu (23/8/2023).

Yasonna yang hadir dalam FGD bertemakan Strategi Peningkatan Peran Intelijen Keimigrasian, pada Selasa kemarin (22/08/2023), pun menilai AI dapat menjadi kekhawatiran karena diskusinya bersama pimpinan Google.

"Beberapa waktu lalu saya menerima pimpinan dari Google, beliau bahkan mengkhawatirkan artificial intelligence (AI) digunakan untuk hal negatif," ungkap Yasonna.

Politisi PDI-P itu juga mengatakan Ditjen Imigrasi memiliki peran penting dalam mendistribusikan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan strategis dan taktis terkait kebijakan.

"Oleh karena itu, Intelijen Keimigrasian khususnya, berperan mendeteksi dan mencegah ancaman yang berkaitan dengan kejahatan lintas negara," tutur Yasonna.

Direktur Jenderal Imigrasi, Silmy Karim mengatakan bahwa peran AI dalam dunia teknologi informasi menjadi tantangan baru di era dewasa ini. Terlebih, informasi merupakan bisnis utama dari intelijen.

"Sehingga bagaimana kita dapat mengumpulkan informasi untuk kemudian dianalisis dan hasilnya diberikan guna kepentingan organisasi. Baik untuk operasi, antisipasi kemungkinan yang terjadi ke depan atau hal-hal yang penting dalam perumusan serta pelaksanaaan kebijakan," terang Silmy.

 BACA JUGA:

Sementara itu, Hendro Priyono mengatakan pemanfaatan teknologi informasi, utamanya AI, dapat digunakan sebagai penggalangan penting guna mendapatkan informasi dalam hal proses penyelidikan dan pengamanan.

 BACA JUGA:

"Ditjen Imigrasi mempunyai subjek hukum orang asing yang berada di negara Indonesia, artinya intelijen berperan sentral dalam mencegah ancaman. Hanya melalui pengorganisasian yang baik dan menggunakan kecerdasan teknologi kita dapat mengatasi ancaman ini," ujar Hendro.

Sekadar informasi, bertindak hadir sebagai pemateri dalam FGD intelijen keimigrasian tersebut yakni oleh mantan Dirjen Imigrasi, Prof. Iman Santoso dan pakar intelijen, Yohannes Wahyu Saronto.

Topik-topik yang difokuskan pada kegiatan tersebut antara lain Border operation center, simplifikasi sistem aplikasi hingga pertimbangan menggunakan Al pada sistem yang lebih canggih dan pentingnya melakukan peran mitigasi komprehensif dengan memahami pola dan memetakan pergerakan target.

(Fakhrizal Fakhri )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya