Kudeta Gabon, Militer Tampil di TV dan Batalkan Hasil Pemilu

Susi Susanti, Jurnalis
Rabu 30 Agustus 2023 14:14 WIB
Militer tampil di TV dan umumkan kudeta di Gabon (Foto: AFP)
Share :

GABON - Perwira militer muncul di televisi nasional di Gabon untuk mengatakan bahwa mereka telah mengambil alih kekuasaan.

Mereka mengatakan telah membatalkan hasil pemilu pada Sabtu (26/8/2023), di mana Presiden Ali Bongo dinyatakan sebagai pemenang.

Dua belas tentara muncul di televisi pada Rabu (30/8/2023), mengumumkan bahwa mereka membatalkan hasil pemilu dan membubarkan “semua institusi republik”.

Mereka juga mengatakan perbatasan negara telah ditutup “sampai pemberitahuan lebih lanjut”.

“Kami telah memutuskan untuk mempertahankan perdamaian dengan mengakhiri rezim saat ini,” terang salah satu tentara di saluran TV Gabon 24.

Dia mengatakan hal ini disebabkan oleh pemerintahan yang tidak bertanggung jawab dan tidak dapat diprediksi yang mengakibatkan terus memburuknya kohesi sosial yang berisiko membawa negara ini ke dalam kekacauan.

Adapun komisi pemilu mengatakan Bongo hanya meraih kurang dari dua pertiga suara dalam pemilu yang menurut pihak oposisi curang.

Penggulingannya akan mengakhiri 53 tahun kekuasaan keluarganya di Gabon.

Sementara itu, jurnalis dari kantor berita Reuters dan AFP melaporkan suara tembakan keras terdengar di ibu kota negara, Libreville, setelah siaran tersebut.

Belum ada tanggapan langsung dari pemerintah terhadap pengumuman tentara tersebut.

Seperti pemilu sebelumnya di Gabon, terdapat kekhawatiran serius mengenai proses pemilu pada Sabtu (26/8/2023).

Kandidat oposisi utama Albert Ondo Ossa mengeluh bahwa banyak tempat pemungutan suara (TPS) tidak memiliki surat suara yang mencantumkan namanya, sementara koalisi yang ia wakili mengatakan bahwa nama beberapa orang yang mengundurkan diri dari pemilihan presiden masih ada di surat suara.

Kelompok kampanye Reporters Without Borders mengatakan media asing dilarang menginjakkan kaki di negara tersebut untuk meliput pemilu.

Saat pemungutan suara ditutup, pemerintah mengumumkan jam malam dan penangguhan akses internet demi alasan keamanan.

Kedua kemenangan Bongo sebelumnya dianggap curang oleh lawannya. Kali ini, perubahan kontroversial dilakukan pada surat suara hanya beberapa minggu sebelum hari pemilihan.

Bongo mulai berkuasa ketika ayahnya Omar meninggal pada 2009.

Pada 2018, ia menderita stroke yang membuatnya absen selama hampir satu tahun dan membuatnya diminta untuk minggir.

Tahun berikutnya, upaya kudeta yang gagal menyebabkan tentara yang memberontak dikirim ke penjara.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya