“Jadi berpartai berperindo bukan keterpaksaan, bukan karena pilihan terakhir, tapi secara sadar saya memilih Perindo ini sebagai kendaraan politik saya untuk berjuang untuk masyarakat,” papar pria yang pernah menjabat Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) dua periode ini.
BACA JUGA:
Baginya kesuksesan partai ini juga dilihat dari ajang kontestasi pertamanya di tahun 2019 lalu. Di mana meski baru pertama kali mengikuti Pemilu, sudah bisa memperoleh 2,7 persen suara.
BACA JUGA:
“Karena Perindo ada prospek, partai ini baru 8 tahun, pemilu pertama dapat 2,7 persen, belum sampai 4 persen, belum bisa duduk di Senayan. Tapi untuk partai yang baru pertama kali itu sudah luar biasa,” tukasnya.
(Fakhrizal Fakhri )