Kuba Ungkap Jaringan Perdagangan Manusia di Perang Rusia-Ukraina, Banyak Warga Direkrut Jadi Tentara Perang

Susi Susanti, Jurnalis
Rabu 06 September 2023 09:57 WIB
Kuba ungkap perdagangan manusia di perang Rusia-Ukraina termasuk perekrutan warganya untuk berperang (Foto: AP)
Share :

KUBA – Kementerian Luar Negeri Kuba mengatakan pihaknya telah mengungkap jaringan perdagangan manusia yang bertujuan merekrut warga Kuba untuk berperang bagi Rusia dalam perangnya di Ukraina.

Kementerian mengatakan warga Kuba yang tinggal di Rusia dan bahkan beberapa di Kuba telah digabungkan ke dalam pasukan militer yang mengambil bagian dalam perang di Ukraina.

Kuba adalah sekutu dekat Rusia, namun mereka menekankan dalam pernyataannya bahwa hubungan itu tidak menjadi bagian dari konflik di Ukraina.

Kementerian luar negeri Kuba tidak merinci siapa yang berada di balik operasi tersebut.

Sebuah surat kabar Rusia, Ryazan Gazette, melaporkan bahwa warga Kuba yang tinggal di Rusia telah bergabung dengan pasukan tempur Rusia yang berperang di Ukraina dengan imbalan janji untuk menerima kewarganegaraan Rusia.

Ada juga video yang mengklaim menunjukkan relawan Serbia berlatih untuk berperang bersama pasukan Rusia di Ukraina.

Meskipun tidak jelas apakah pernyataan Kementerian Luar Negeri Kuba terkait dengan laporan di Ryazan Gazette, pernyataan tersebut menyatakan bahwa "Kuba memiliki posisi historis yang tegas dan jelas terhadap penggunaan tentara bayaran".

"Kami akan bertindak tegas terhadap mereka yang... terlibat dalam perdagangan manusia dengan tujuan merekrut warga Kuba untuk mengangkat senjata di negara mana pun," bunyi pernyataan tersebut, dikutip BBC.

Menteri Luar Negeri Kuba Bruno Rodríguez mempublikasikan pernyataan tersebut di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, menambahkan bahwa Kuba menggunakan "kekuatan hukum" untuk melawan upaya merekrut warganya.

Pernyataan tersebut merupakan sebuah nada tegas yang jarang terjadi dalam hubungan Kuba-Rusia baru-baru ini, yang membuat kedua negara menjalin hubungan dagang yang lebih erat.

Lebih dari dua bulan yang lalu, menteri pertahanan Kuba dan Rusia mengadakan pembicaraan di Moskow. Lalu menteri luar negeri Rusia melakukan perjalanan ke pulau yang dikelola Komunis pada bulan April sebagai bagian dari tur ke sekutu Rusia di Amerika Latin.

Sementara itu, belum ada tanggapan dari Rusia. Pada Agustus lalu, Presiden Vladimir Putin memerintahkan militer Rusia menambah jumlah tentaranya setelah pasukan tempurnya menderita kerugian besar di Ukraina.

Seperti diketahui, Kuba telah menjadi sekutu dekat Rusia sejak revolusi Kuba, yang menyaksikan Fidel Castro merebut kekuasaan pada 1959.

Castro - yang berkali-kali dicoba dan gagal digulingkan oleh Amerika Serikat - memihak Rusia dalam Perang Dingin. Moskow pada gilirannya memberikan bantuan ekonomi, politik dan militer kepada pemerintah di Havana.

Kesepakatan rahasia pada 1962 yang mengizinkan Uni Soviet untuk menempatkan rudal nuklir di Kuba untuk menghalangi upaya baru AS untuk menginvasi pulau tersebut memicu salah satu konfrontasi paling berbahaya dalam Perang Dingin antara AS dan Uni Soviet.

Meskipun krisis rudal Kuba berakhir dengan damai setelah pemimpin Soviet Nikita Khrushchev dan Presiden AS John F. Kennedy mencapai kesepakatan, hubungan Kuba dengan AS masih tetap tegang. Salah satunya karena sanksi yang dijatuhkan AS terhadap Kuba selama puluhan tahun.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya