Namun, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan deklarasi tersebut menunjukkan posisi yang jelas mengenai invasi Rusia ke Ukraina dengan mengatakan bahwa integritas wilayah suatu negara tidak dapat disengketakan dengan kekerasan.
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan deklarasi tersebut memiliki pernyataan yang sangat tegas mengenai perang ilegal Rusia di Ukraina.
“Saya pikir itu adalah hasil yang bagus dan kuat.”
Belum ada reaksi langsung dari Rusia, yang diwakili oleh Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov. Dia mengatakan akan memblokir deklarasi akhir tersebut kecuali deklarasi tersebut mencerminkan posisi Moskow terhadap Ukraina dan krisis lainnya.
Invasi Rusia ke Ukraina pada 2022 telah menyebabkan puluhan ribu orang tewas, jutaan orang terpaksa mengungsi, dan menimbulkan gejolak ekonomi di seluruh dunia. Moskow membantah melakukan kekejaman selama konflik, yang disebutnya sebagai “operasi khusus” untuk “demiliterisasi” Ukraina.
Deklarasi tersebut juga menyerukan penerapan inisiatif Laut Hitam untuk mengamankan aliran biji-bijian, makanan dan pupuk dari Ukraina dan Rusia. Moskow menarik diri dari perjanjian tersebut pada Juli karena apa yang disebutnya kegagalan memenuhi tuntutannya untuk menerapkan perjanjian paralel yang meringankan aturan ekspor pangan dan pupuknya sendiri.
Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar mengatakan Tiongkok, sekutu utama Rusia, mendukung hasil tersebut.