Banjir Libya Tewaskan 5.300 Orang dan 10.000 Hilang, Perlu Lebih Banyak Bantuan Kemanusiaan

Susi Susanti, Jurnalis
Kamis 14 September 2023 05:52 WIB
Banjir dahsyat Libya tewaskan 5.300 orang dan 10.000 hilang (Foto: Reuters)
Share :

LIBYA - Lebih dari 5.300 orang diyakini tewas setelah banjir di kota Derna, Libya. Seruan putus asa pun terdengar untuk lebih banyak dukungan kemanusiaan ketika para korban terbaring dalam kantong mayat dan yang lainnya dikuburkan di kuburan massal.

“Laut terus-menerus membuang puluhan jenazah,” kata Hisham Chkiouat, seorang menteri di pemerintahan timur Libya, dikutip BBC.

Sungai air banjir mirip tsunami menyapu Derna pada Minggu (10/9/2023) setelah bendungan jebol saat Badai Daniel.

Tim penyelamat sedang menggali puing-puing bangunan yang runtuh dengan harapan menemukan korban selamat. Namun harapan tersebut semakin memudar dan jumlah korban tewas diperkirakan masih akan terus meningkat.

Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) PBB di Libya pada Rabu (13/9/2023) mencatat sedikitnya 10.000 orang hilang, sedangkan 30.000 orang diperkirakan mengungsi. Kamar mayat dan rumah sakit dipenuhi jenazah.

Dokter Libya Najib Tarhoni, yang bekerja di sebuah rumah sakit dekat Derna, mengatakan diperlukan lebih banyak bantuan.

"Saya punya teman-teman di rumah sakit di sini yang kehilangan sebagian besar keluarganya... mereka kehilangan semua orang," katanya kepada BBC Radio 4's World at One.

“Kami hanya membutuhkan orang-orang yang memahami situasi ini – bantuan logistik, anjing yang benar-benar dapat mencium bau orang dan mengeluarkan mereka dari bawah tanah. Kami hanya membutuhkan bantuan kemanusiaan, orang-orang yang benar-benar mengetahui apa yang mereka lakukan,” lanjutnya.

Ketua serikat dokter Libya Mohammed al-Ghoush mengatakan kepada media Turki, ada juga kebutuhan mendesak akan tim forensik dan penyelamat khusus serta tim lain yang berspesialisasi dalam pemulihan jenazah.

Médecins Sans Frontières (MSF) mengatakan tim darurat akan tiba di Derna pada Kamis (14/9/2023) waktu setempat untuk menilai kebutuhan medis dan menyumbangkan peralatan medis darurat untuk merawat yang terluka dan kantong mayat ke Bulan Sabit Merah Libya.

Jalanan tertutup lumpur dan puing-puing, serta dipenuhi kendaraan yang terbalik.

Chkiouat, seorang pejabat setempat, mengatakan beberapa daerah di Derna telah "lenyap, hilang sama sekali".

“Jadi bayangkan sebuah kawasan pemukiman hancur total, tidak terlihat, sudah tidak ada lagi. Saya belum pernah melihat hal seperti ini sebelumnya. Ini pasti tsunami,” terangnya.

Taha Muftah, seorang jurnalis foto di Derna, mengatakan para ahli telah memperingatkan mengenai bendungan tersebut sejak 2011 "tetapi tidak ada yang melakukan apa pun mengenai hal tersebut".

Dia mengatakan kepada program Newshour BBC bahwa runtuhnya bendungan itu terdengar "seperti serangan udara".

“Airnya sekarang sudah surut dan yang tersisa hanya puing-puing, dan orang-orang yang terbawa banjir ada di bawah air,” ujarnya.

Menurut Federasi Sepak Bola Libya (LFF), sejumlah pesepakbola elit telah meninggal,

Mereka merilis nama empat pemain yang terbunuh. Yakni Shaheen Al-Jamil, Monder Sadaqa dan saudara laki-laki Saleh Sasi dan Ayoub Sasi.

Kota Soussa, Al-Marj dan Misrata juga terkena dampak badai yang terjadi pada Minggu (10/9/2023).

Libya berada dalam kekacauan politik sejak penguasa lama Kolonel Muammar Khadafi digulingkan dan dibunuh pada 2011. Hal ini menyebabkan negara kaya minyak itu terpecah menjadi pemerintahan sementara yang diakui secara internasional dan beroperasi dari ibu kota, Tripoli, dan pemerintahan lain di timur.

Meski terjadi perpecahan, pemerintah di Tripoli telah mengirimkan pasokan medis, kantong jenazah, dokter, dan paramedis.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya