Pemberontakan PKI Pernah Terjadi Jauh Sebelum Indonesia Merdeka, Ini Sejarahnya

Qur'anul Hidayat, Jurnalis
Rabu 20 September 2023 05:08 WIB
Ilustrasi pemberontakan PKI. (Foto: Dok Ist)
Share :

SEJUMLAH pemberontakan dilakukan Partai Komunis Indonesia (PKI). Bukan hanya Peristiwa Madiun 1948 dan G30S PKI setelah Indonesia merdeka. Namun pemberontakan PKI juga terjadi jauh sebelum kemerdekaan RI.

PKI sebelum tahun 1923 bernama Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV) telah mengobarkan pemberontakan, yaitu pada 1926 di Banten dan 1927 di Sumatera Barat. Kendati tidak disetujui CC Komunis di Rusia, para pentolan PKI tetap nekat melakukan aksi.

Mengutip SINDOnews, di Banten pemberontakan PKI dipimpin KH Tubagus (Tb) Achmad Chatib. Pemberontakan pecah pada 12 November 1926 malam. Di Labuan, serangan terjadi lewat tengah malam dengan sasaran utama rumah Asisten Wedana.

Dalam serangan itu, Asisten Wedana Mas Wiriadikoesomo dan keluarganya berhasil ditawan dan dibawa ke Caringin oleh pemberontak. Sementara tiga orang polisi pengawalnya berhasil dilumpuhkan.

Pasukan PKI melanjutkan aksi dengan menyerang kediaman Haji Ramal yang dijaga tiga orang polisi. Dalam serangan itu, Djaimoen dan Haji Entjeh tewas. Para pemberontak lalu menyerang rumah Mas Mohammed Dahlan, pegawai pemerintah yang membocorkan rencana PKI.

PKI juga bergerak di Menes. Sasaran mereka yang pertama di daerah ini adalah Wedana Raden Partadiningrat. Jam 1 malam, sebanyak 400 orang dikerahkan untuk menyerang. Kendati mendapatkan perlawanan sengit, Partadiningrat dan seua polisi yang berjaga tewas dibunuh.

Para pemberontak lalu menyerang rumah Benyamins, seorang pengawas kereta api. Benyamins dan dua orang polisi penjaga tewas. Mayat Benyamins dikabarkan dipotong-potong lalu dibuang. Sementara di Cening, massa menyerang rumah asisten wedana.

Berhasil melumpuhkan kelompok sipil pegawai pemerintah, PKI bermaksud menyasar militer Belanda di Labuan. Serangan yang direncanakan pada 14 November 1926 gagal berantakan karena lebih dulu dihadang Brigade Belanda. Dalam pertempuran itu pasukan PKI berhasil dipukul mundur.

Militer Belanda langsung melakukan perburuan, dipimpin langsung oleh Gubernur Jawa Barat WP Hillen. Sejak 13 November 1926, polisi telah melakukan 64 kali penangkapan di Banten. Dalam periode 13 November sampai 8 Desember 1926, 916 orang ditangkap. Selain di Banten, diwaktu bersamaan pemberontakan juga terjadi di Bandung, Kediri, Banyumas, Pekalongan, Kedu, dan Jakarta. Dari semua tempat itu, perlawanan paling sengit berada di Banten.

Sementara di Sumatera Barat pemberontakan di Silungkang pada malam Tahun Baru 1927. Mulai pukul 23.00 WIB, para pemberontak sudah mulai bergerak melakukan serangan-serangan mematikan. Sasaran pertama PKI adalah Kepala Nagari Silungkang Muhammad Djamil. Pemimpin pemberontakan di rumah Muhammad Djamil adalah keponakannya sendiri Salim Emek.

Sasaran berikutnya adalah tiga orang guru, yaitu Guru Mahmud, Djumin, dan Ramhman. Ketiganya dibunuh di rumahnya tanpa perlawanan. Selanjutnya PKI juga menyerang rumah tukang emas bernama Kari Sutan dan Menek. Keduaanya juga dibunuh bersama seorang anak mereka yang masih kecil.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya