India Hentikan Pemberian Visa Bagi Warga Kanada, Buntut Tuduhan Pembunuhan Separatis Sikh

Rahman Asmardika, Jurnalis
Jum'at 22 September 2023 06:13 WIB
Hardeep Singh Nijjar ditembak mati di luar kuil sikh di Surrey, British Columbia, Kanada pada 18 Juni 2023. (Foto: Reuters)
Share :

NEW DELHI - India pada Kamis, (21/9/2023) menangguhkan penerbitan visa baru bagi warga Kanada dan meminta Ottawa mengurangi kehadiran diplomatiknya di negara itu. Hal ini meningkatkan pertikaian yang dipicu oleh tuduhan Perdana Menteri Justin Trudeau yang mengaitkan New Delhi dengan pembunuhan separatis Sikh.

Kementerian luar negeri India mengatakan Kanada belum membagikan informasi spesifik apa pun sehubungan dengan tuduhan yang dilontarkan Trudeau dan bahwa New Delhi bersedia mempertimbangkannya jika ada.

Penangguhan visa baru oleh India untuk negara Barat merupakan hal yang belum pernah terjadi sebelumnya dan merupakan titik terendah dalam hubungan India-Kanada.

Pengumuman tersebut disampaikan beberapa jam setelah komisi tinggi Kanada di India mengatakan untuk sementara waktu akan “menyesuaikan” kehadiran staf di negara tersebut setelah beberapa diplomat menerima ancaman di platform media sosial.

Namun Juru Bicara Kementerian Luar Negeri India Arindam Bagchi mengatakan Ottawa telah diminta untuk mengurangi jumlah misi diplomatiknya di India untuk menyeimbangkan misi kedua negara.

Bagchi mengatakan India menunda penerbitan visa baru bagi warga negara Kanada karena adanya "ancaman keamanan" terhadap stafnya di konsulatnya di Kanada.

India belum memberikan bukti apa pun atau memberikan rincian mengenai sifat ancaman keamanan tersebut, dan Menteri Keamanan Publik Kanada Dominic LeBlanc mengatakan sebagai tanggapan pada Rabu, (20/9/2023) bahwa Kanada adalah negara yang aman.

“Anda menyadari ancaman keamanan yang dihadapi oleh komisi tinggi dan konsulat kami di Kanada. Hal ini mengganggu fungsi normal mereka,” kata Bagchi kepada wartawan pada konferensi mingguan, sebagaimana dilansir Reuters.

“Oleh karena itu, komisi tinggi dan konsulat kami untuk sementara tidak dapat memproses permohonan visa,” katanya, seraya menambahkan bahwa situasi keamanan akan ditinjau secara berkala.

Kanada adalah sumber wisatawan asing terbesar keempat dengan 350.000 pengunjung pada 2019, jumlah ini mengalami penurunan setelah pandemi COVID-19, menurut data pemerintah India.

Ketegangan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini berkobar pada Senin, (18/9/2023) setelah Trudeau mengatakan Ottawa sedang menyelidiki "tuduhan yang dapat dipercaya" tentang potensi keterlibatan agen pemerintah India dalam pembunuhan Hardeep Singh Nijjar pada Juni di British Columbia.

Pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi membantah adanya kaitan dengan dugaan pembunuhan tersebut.

Para pejabat Kanada sejauh ini menolak mengatakan mengapa mereka yakin India bisa dikaitkan dengan pembunuhan Nijjar.

Kedua negara, yang hubungannya memburuk dalam beberapa tahun terakhir karena isu separatis Sikh, sejak itu mengumumkan pengusiran diplomat senior dan mengeluarkan peringatan perjalanan yang saling balas.

Bagchi mengatakan India "bersedia untuk melihat informasi spesifik apa pun, kami telah menyampaikan hal ini kepada pihak Kanada, menjelaskannya kepada mereka...tetapi sejauh ini, kami belum menerima informasi spesifik seperti itu".

Kanada telah membahas masalah ini dengan sekutu utamanya seperti aliansi berbagi intelijen Five Eyes, yang mencakup Amerika Serikat (AS), Inggris, Australia, dan Selandia Baru, dan Washington, London, dan Canberra menyatakan keprihatinannya.

Ketika ditanya apakah salah satu negara tersebut, yang juga memiliki hubungan dekat dengan India, telah mengangkat masalah ini dengan New Delhi, Bagchi mengatakan: "Kami telah berdiskusi dengan mereka, kami telah menyampaikan posisi kami tentang bagaimana kami melihat perkembangan ini."

Kanada memiliki populasi penganut Sikh terbesar di luar negara bagian Punjab di India utara, dengan sekira 770.000 orang melaporkan Sikhisme sebagai agama mereka pada sensus 2021.

Pemberontakan berdarah Sikh pada 1980an dan 1990an di Punjab menewaskan puluhan ribu orang sebelum berhasil dipadamkan. Kelompok separatis menginginkan pembentukan negara Sikh merdeka yang disebut Khalistan.

Meskipun hampir tidak ada dukungan terhadap pemberontakan yang tersisa di India, kelompok kecil Sikh di Australia, Inggris, Kanada dan Amerika Serikat mendukung tuntutan separatis dan kadang-kadang melancarkan protes di luar kedutaan besar India.

New Delhi, yang masih mewaspadai kebangkitan kembali pemberontakan, telah lama merasa tidak senang dengan aktivitas separatis Sikh di Kanada.

Beberapa analis India mengatakan Ottawa tidak mengekang pengunjuk rasa Sikh karena mereka adalah kelompok yang berpengaruh secara politik.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya