Keterlibatan Soekarno pada program tersebut adalah dengan membujuk dan merayu masyarakat Indonesia agar mau ikut kerja paksa (romusha). Ia juga menulis dan mengesahkan jalannya program Jepang tersebut.
“Aku membuat pernyataan untuk menyokong pengerahan romusha. Aku bergambar dekat Bogor dengan topi di kepala dan cangkul di tangan untuk menunjukkan betapa mudah dan enaknya menjadi seorang romusha.”
Para pekerja yang mau bekerja pun akhirnya menjadi budak yang sangat menderita. Mereka harus bekerja dengan tugas yang berat tanpa istirahat dan makanan yang cukup.
Belum lagi mereka selalu diawasi oleh tentara Jepang yang akan mencambuk, memukul, dan ditembak jika melawan, melarikan diri, atau istirahat. Dengan paksaan tersebut otomatis membuat tubuh para pekerja kurus kering, lemah, hingga banyak korban jiwa yang berjatuhan.
Lebih lanjut lagi, atas kejadian tersebut Soekarno telah menyampaikan penyesalannya yang begitu mendalam. Kendati demikian, keterlibatan Soekarno dalam program romusha kini masih kerap diungkit.
Demikian informasi mengenai Benarkah Soekarno Sempat Jadi Mandor Romusha Jepang?
(RIN)
(Rani Hardjanti)