Dalam pidatonya di PBB pada Rabu lalu, Yoon menyoroti paradoksnya jika seorang anggota tetap Dewan Keamanan PBB, yang memiliki peran utama dalam menjaga perdamaian dunia, terlibat dalam perang dengan cara menginvasi negara berdaulat lain dan menerima senjata beserta amunisi dari rezim yang melanggar secara terbuka resolusi Dewan Keamanan.
Dia juga menegaskan bahwa jika Korea Utara memperoleh informasi dan teknologi untuk meningkatkan senjata pemusnah massalnya dengan imbalan memberikan senjata konvensional kepada Rusia, itu juga tidak dapat diterima.
Korea Utara telah terkenal sering menggunakan bahasa kasar untuk menyebut para pemimpin Korea Selatan dan AS. Mereka telah menyebut Presiden Korea Selatan sebelumnya, Lee Myung-bak dan Park Geun-hye, dengan sebutan "tikus" dan "pelacur". Selain itu, mereka juga menggambarkan mantan Presiden AS Donald Trump sebagai "orang Amerika yang pikun dan gila mental" serta menyebut Barack Obama sebagai monyet.
(Rahman Asmardika)