JERMAN – Menurut sebuah penelitian Komisi Eropa, X, yang sebelumnya bernama Twitter, memiliki proporsi disinformasi terbesar di antara enam jejaring media sosial (medsos) besar lainnya.
Ini memeriksa lebih dari 6.000 postingan media sosial unik di Facebook, Instagram, LinkedIn, TikTok, X, dan YouTube.
Studi ini menganalisis konten di tiga negara yang dianggap paling berisiko terhadap disinformasi. Yakni Spanyol, Polandia, dan Slovakia.
BBC telah menghubungi X untuk memberikan komentar.
“Pesan saya untuk [X] adalah: Anda harus mematuhi hukum yang tegas. Kami akan mengawasi apa yang Anda lakukan,” terang Komisaris Nilai dan Transparansi Uni Eropa (UE) Vera Jourova, dikutip BBC.
Studi disinformasi yang memicu komentar Jourova ini mencakup Spanyol, Polandia, dan Slovakia, negara-negara yang berisiko menjadi sasaran disinformasi karena pemilu atau kedekatannya dengan perang di Ukraina.
Platform dengan “rasio penemuan” disinformasi terbesar – yang berarti proporsi konten sensitif yang terdiri dari disinformasi – adalah Twitter. Menurut studi tersebut, YouTube memiliki tingkat terendah.