BURKINA FASO – Seorang jaksa militer mengatakan empat perwira militer ditangkap di Burkina Faso, sehari setelah junta militer yang berkuasa di negara itu mengumumkan telah menggagalkan upaya kudeta.
Menurut pernyataan dari kantor kejaksaan di pengadilan militer di Ibu Kota Ouagadougou, dua petugas lainnya masih buron.
Junta militer Burkina Faso mengatakan dalam pernyataan sebelumnya bahwa badan intelijen dan keamanan telah menggagalkan “upaya kudeta yang terbukti” pada Rabu (27/9/2023).
“Sejumlah petugas dan tersangka pelaku lain yang terlibat dalam upaya destabilisasi ini telah ditangkap, sementara yang lainnya masih dicari,” kata pernyataan itu, dikutip CNN.
Hubungan antara Burkina Faso dan bekas penjajahnya, Prancis, memburuk sejak rasa frustrasi atas ketidakamanan yang memburuk. Kondisi ini mendorong dua pengambilalihan militer atau kudeta pada tahun lalu.
Pemimpin Junta Kapten Ibrahim Traore kemudian mengatakan di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, bahwa dia berkomitmen untuk pembebasan negara tersebut.
“Saya meyakinkan Anda tentang tekad saya untuk membawa Transisi ke kesimpulan yang sukses, meskipun ada kesulitan dan berbagai manuver yang dirancang untuk menghentikan langkah kita menuju kedaulatan,” tambah postingannya.
Seperti diketahui, Traore merebut kekuasaan di negara Afrika Barat itu melalui kudeta pada 30 September tahun lalu. Hari itu ditandai dengan baku tembak dan kekacauan di Ouagadougou. Kudeta tersebut merupakan yang kedua dalam delapan bulan. Para pemimpin keduanya berjanji untuk memulihkan keamanan setelah bertahun-tahun terjadi kekerasan di negara tersebut.
Awal bulan ini, para pemimpin militer Burkina Faso menandatangani pakta pertahanan bersama dengan junta di Mali dan Niger.
Wilayah tiga perbatasan ini telah menjadi pusat kekerasan yang dimulai di negara tetangga Mali pada 2012, namun sejak itu menyebar ke wilayah gersang Sahel di selatan Gurun Sahara.
(Susi Susanti)