LONDON - Cakram bulat dari tanah tandus yang dikenal sebagai “lingkaran peri” terlihat seperti deretan bintik-bintik yang dapat menyebar bermil-mil di atas tanah. Asal usul fenomena yang misterius ini telah membuat penasaran para ilmuwan selama beberapa dekade dan penyebarannya mungkin jauh lebih luas daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Lingkaran peri sebelumnya hanya terlihat di tanah gersang Gurun Namib di Afrika Selatan dan pedalaman Australia Barat. Namun sebuah studi baru telah menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mengidentifikasi pola vegetasi yang menyerupai lingkaran peri di ratusan lokasi baru di 15 negara di tiga benua. Hal ini dapat membantu para ilmuwan memahami lingkaran peri dan pembentukannya dalam skala global.
Untuk survei baru, yang diterbitkan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences pada Senin (25/9/2023), para peneliti menganalisis kumpulan data yang berisi citra satelit resolusi tinggi dari lahan kering, atau ekosistem kering dengan sedikit curah hujan, dari seluruh dunia. Pencarian pola yang menyerupai lingkaran peri menggunakan ‘jaringan saraf’ atau sejenis AI yang memproses informasi dengan cara yang mirip dengan otak.
“Penggunaan model berbasis kecerdasan buatan pada citra satelit adalah pertama kalinya dilakukan dalam skala besar untuk mendeteksi pola seperti lingkaran peri,” kata penulis utama studi Dr. Emilio Guirado, seorang ilmuwan data di Multidisciplinary Institute for Environmental Studi di Universitas Alicante di Spanyol, melalui email, dikutip CNN.
Pertama, penulis penelitian melatih jaringan saraf untuk mengenali lingkaran peri dengan memasukkan lebih dari 15.000 citra satelit yang diambil di Namibia dan Australia.