Para peneliti menentukan bahwa pola seperti lingkaran peri kemungkinan besar terjadi di tanah yang sangat kering dan berpasir dengan kandungan alkali tinggi dan rendah nitrogen. Para ilmuwan juga menemukan pola seperti lingkaran peri membantu menstabilkan ekosistem, meningkatkan ketahanan suatu wilayah terhadap gangguan seperti banjir atau kekeringan ekstrem.
Namun Walsh mengatakan bahwa lingkaran peri di Australia terkait erat dengan aktivitas rayap. Penelitian tim mereka, yang dilakukan melalui kerja sama erat dengan masyarakat adat, menetapkan bahwa di Australia Barat dan Northern Territory, rayap berperan penting dalam berfungsinya lingkaran peri, yang disebut “linyji” dalam bahasa Manyjilyjarra, dan “mingkirri” dalam bahasa Warlpiri.
“Masyarakat Aborigin mengilustrasikan pola-pola ini setidaknya sejak tahun 1980an dan mengatakan bahwa mereka mengetahuinya dari generasi ke generasi, mungkin ribuan tahun sebelumnya,” tulisnya dalam email kepada CNN.
“Di Australia, rayap tidak sekadar ‘berperan’. Ini adalah mekanisme utama dan penafsirannya harus dipusatkan pada dinamika rayap-rumput-tanah-air,” lanjutnya.
(Susi Susanti)