Apakah Benar Soeharto Dipecat Jenderal AH Nasution dan Ditempeleng Ahmad Yani?

Putri Amanda, Jurnalis
Rabu 11 Oktober 2023 14:37 WIB
Soeharto dan Jenderal AH Nasution/ist
Share :

JAKARTA- Apakah benar Soeharto dipecat Jenderal AH Nasution dan ditempeleng Ahmad Yani? pertanyaan ini akan dibahas tuntas dalam artikel kali ini.

Soebandrio, mantan wakil perdana menteri Indonesia pada tahun 1960-an, menerbitkan sebuah memoar pada tahun 2000 berjudul " Kesaksianku Tentang G30S."

Dalam uraian buku tersebut, Soebandrio menguraikan sosok asli Soeharto. Adapun Soebandrio dalam kesaksiannya, ia menuding Soeharto melakukan kudeta merayap melawan kekuasaan Soekarno. Menurut Soebandrio, Soeharto memiliki rekam jejak yang buruk jauh sebelum peristiwa PKI G30S terjadi.

Soebandrio mengungkapkan, rekam jejak  Soeharto saat berada di divisi Diponegoro. Soeharto saat itu menjalin hubungan dengan pengusaha Tionghoa, Liem Sioe Liong dan Bob Hasan. Menurut Soebandrio, orang-orang ini menjalankan usaha penyelundupan berbagai barang. Kabar tersebut sampai ke telinga banyak orang hingga didengar oleh Jenderal Ahmad Yani.

Mendengar Soeharto melakukan ini, kabarnya Jenderal Ahmad Yani sangat marah. Menurut Soebandrio, dalam satu kejadian, Ahmad Yani menempeleng Soeharto.

Menurut Ahmad Yani, dalam pernyataan Soebandrio, Soeharto diyakini telah mempermalukan Korps Angkatan Darat (AD).

Ada desas-desus bahwa tidak hanya Jenderal Ahmad Yani, tetapi juga Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal AH Nastion dikabarkan pernah memecat Soeharto sebagai Panglima Diponegoro secara tidak hormat.

Soeharto diyakini saat itu menggunakan dinas militernya untuk mengumpulkan uang dari perusahaan-perusahaan di Jawa Tengah.

“Sebagai penguasa perang, saya merasa ada wewenang mengambil keputusan darurat untuk kepentingan rakyat, ialah dengan barter gula dengan beras. Saya tugasi Bob Hasan melaksanakan barter ke Singapura, dengan catatan; beras harus datang lebih dahulu ke Semarang,” demikian pengakuan Soeharto dalam Pikiran Ucapan dan Tindakan Saya (1989).

Namun, Soeharto berhasil diselamatkan oleh Mayor Jenderal Gatot Subroto. Menurut Gatot, Soeharto masih bisa dibina. Akhirnya, Soeharto bersekolah di Seskoad, Bandung. Takdir juga berkata lain, ketika Soeharto berkuasa setelah menjabat sebagai presiden Republik Indonesia kedua, nasib AH Nasution menjadi memprihatinkan.

Setelah menjadi ketua MPRS dan mengangkat Soeharto sebagai presiden ke-2, karir AH Nasution menurun. Di era orde baru, AH Nasution malah kurang berperan dalam merawat negara. Apa yang terjadi adalah dia dilarang dari orde baru.

Adapun saat itu, AH Nasution juga tidak diperbolehkan tampil di acara-acara di negara tempat Presiden Soeharto berada. Bahkan mobil bisnis Holden Priemer tua dari Hankam, yang digunakan Nasution setiap hari, ditarik dari kediamannya.

Kisah akhir hayatnya bahkan membuat sedih banyak orang. Kabarnya, dia tidak menyampaikan kekayaan materi kepada keluarganya, kecuali pengalaman perjuangan dan idealisme yang kaya. Rumahnya di Jalan Teuku Umar, Jakarta, masih terlihat kusam dan belum pernah direnovasi.

Kondisi umumnya, namun setiap hari di rumahnya bermasalah dengan air bersih. Kabarnya, ada yang menghalangi aliran air PAM ke rumahnya. Untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari, AH Nasution terpaksa membangun sumur di belakang rumahnya. Sumur itu masih ada sampai sekarang.

(Fahmi Firdaus )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya