Nuryahdi mengatakan, renovasi ini diperkirakan akan selesai pertengahan tahun 2014. Dia memperkirakan berbaikan museum sudah sekitar 80 persen. “Kira – kira pertengahan tahun kita sudah bisa menikmati pertunjukan museum melalui film. Sekarang juga kita masih menunggu pengalihan pengurusan museum dari daerah ke PT Bank Mandiri yang ditunjuk sebagai perusahaan yang mengelola semua museum – museum yang ada di Kota Tua, termasuk Museum Bahari ini,” katanya.
Sementara itu Catur, salah satu penduduk yang tinggal di dekat Museum Bahari mengaku sering mengalami kejadian – kejadian aneh di museum ini. Sebagai seseorang yang dianggap sepuh di daerah Pasar Ikan ini, Catur mengaku pernah melihat sosok Noni Belanda yang sering berkeliaran di dalam museum.
Catur bercerita, pada zaman penjajahan Belanda, di lingkungan gudang rempah – rempah itu pernah tinggal seorang gadis Belanda yang cantik bernama Emma. Emma adalah putri mandor gudang tersebut.
Berdasarkan cerita, Emma jatuh cinta dengan seorang pribumi yang juga penjaga gudang keturunan Ambon bernama Yakob. Namun, pada tahun 1780, Batavia diserang wabah penyakit kolera. Untuk menjaga keamanan putrinya Emma, sang mandor mengungsikan Emma ke Pulau Onrust yang karena dianggap jauh dari kemungkinan penyebaran wabah kolera.
Akan tetapi, Emma akhirnya meninggal di pulau tersebut dengan menahan rindunya kepada Yakob. Di Batavia, Yakob pun tidak konsentrasi karena menanggung duka akan kematian Emma. Dia pun akhirnya dipulangkan ke Ambon.
“Kadang – kadang Noni Belanda itu suka menampakan dirinya, kadang – kadang di museum tapi juga kadang – kadang di pantai. Tapi kalau kata nelayan di sini sih mereka menganggap kalau keberadaan Emma itu untuk menemani mereka,” kata Catur.
Selain Noni Belanda, Catur juga mengaku pernah ditemui oleh sosok wanita yang sering sekali muncul di dalam gedung C museum. Namun, wanita yang ditemui ini bukan Noni Belanda. “Wanita itu mengenakan pakaian merah itu sering saya jumpai kalau malam hari. Tetapi karena sudah biasa jadi tidak takut,” kata Catur.
BACA JUGA:
Tidak hanya, Catur yang juga kerap ikut berjaga di museum terkadang sering mendengar suara – suara dari dalam museum. Terkadang ada saja suara seperti suara orang tertawa atau suara derap langkah dari lantai tiga atau lantai dua museum.
BACA JUGA:
“Iya kalau malam paling banyak suara - suara yang muncul, kadang – kadang ada suara orang lagi nanngis, tertawa, suara derap langkah dan ada juga suara – suara binatang. Banyak deh suaranya,” kata lelaki 60 tahun ini.
Cerita misteri dari Museum Bahari ini juga diungkapkan oleh Ratno, salah satu office boy di museum. Dia mengaku pernah bertemu dengan sosok Noni Belanda tepat ketika dia sedang membersihkan gedung C.
“Waktu itu saya lagi membersihkan gedung C yang berada di ujung bangunan museum. Saat itu saya melihat seperti ada seorang wanita berambut pirang. Saya perhatikan wanita itu, karena saya pikir itu pengunjung makanya saya diam saja. Tetapi saat saya di depan dan tanya ke satpam kalau ada pengunjung bule di sini, satpam menjawab tidak ada,” kata Ratno.
Ratno mengatakan, terkadang pengunjung yang datang di museum ini juga pernah ada yang mengalami kesurupan. Dia pun meminta agar pengunjung yang datang tidak boleh banyak melamun karena hal itu akan membuat dirinya dengan mudah di masuki oleh makhluk halus.
“Pernah waktu itu baru datang ke museum lalu sama satpam di arah kalau mau berkunjung lebih baik melalui pintu utama agar bisa melihat lebih banyak koleksi museum. Baru beberapa menit diberi arah, eh tidak lama ada yang kesurupan. Katanya sih yang kerusupan itu memang lagi ada masalah jadinya dia lebih banyak melamun,” kata Ratno.
Tidak hanya itu, ada juga pengunjung yang kerap bercerita bahwa mereka pernah ditemui oleh sosok makhluk berbadan besar dan hitam. “Iya katanya juga ada yang pernah melihat makhluk tinggi dan badannya hitam. Tetapi kami di sini yang menjaga hanya ngeles saja biar mereka tidak takut,” kata Ratno.
Meski begitu, Ratno mengaku tidak takut dengan hal – hal gaib yang ada di sini. Menurutnya, bekerja di dalam museum apalagi yang sudah dibangun lama sekali pasti akan memiliki kisah – kisah misteri.
“Kalau saya sih tidak akan pernah takut karena saya hanya takut sama Allah. Saya percaya Allah akan menjaga saya. Karena tidak hanya di museum yang bangunannya didirikan sudah lama, di rumah atau di tempat lain juga pasti ada setannya. Makanya saya tidak takut karena juga mungkin sudah terbiasa diganggu atau ditemani,” kata Ratno sambil tertawa.
Sementara itu, seorang pengunjung yang tidak ingin disebutkan namanya mengaku pernah juga bertemu dengan sosok wanita. Saat itu dia bersama dengan teman – temannya sedang menikmati paket wisata Kota Tua yang ada di depan Museum Fatahillah.
“Waktu saya sendiri sedang ada di lantai dua tempat menyimpan miniatur– miniatur kapal. Saya merasa padahal saya sedang sendiri tetapi tiba – tiba ada seorang wanita berambut panjang muncul dari balik pintu. Yang saya tahu pintu itu awalnya tertutup tapi tiba – tiba berhenti, saya langsung saja turun,” katanya.
Kejadian itu membuatnya tidak lagi berani berkunjung ke museum sendirian. “Jadi sekarang kalau mau berkunjung ke museum dan lihat – lihat koleksi mendingan ramai – ramai, soalnya kalau sendirian takut ada yang nemenin lagi,” katanya.
(Fakhrizal Fakhri )