GAZA – Hamas pada Kamis (12/10/2023) dengan tegas membantah keterlibatannya dalam pembunuhan dan pemenggalan kepala bayi. Hamas mengatakan bahwa tuduhan tersebut digunakan secara tidak etis dan tidak profesional oleh media barat.
“Kami dengan tegas menyangkal tuduhan tersebut karena kami menolak bias media ini, dan kami menyerukan media untuk mematuhi kode etik jurnalistik,” terang Basim Naim, seorang pejabat di kantor informasi Hamas, dalam sebuah pernyataan video, dikutip CNN.
Pejabat tersebut menyebut serangan mendadak skala besar Hamas terhadap Israel pada Sabtu (7/10/2023) sebagai “operasi defensif” dan “operasi internal Palestina”.
“Operasi tersebut hanya menargetkan pangkalan dan kompleks militer Israel,” lanjutnya, meskipun ada bukti yang menyatakan sebaliknya.
“Ada instruksi yang jelas dari komandan tertinggi Brigade Al Qassam untuk menghindari menargetkan warga sipil atau membunuh mereka,” ujarnya.
Pejabat Hamas mengatakan dalam pernyataannya bahwa sandera yang ditahan oleh kelompok militan tersebut akan diperlakukan sesuai dengan nilai-nilai agama dan aturan hukum kemanusiaan internasional.
Namun, Naim mengatakan pihaknya sangat khawatir karena agresi Israel terjadi di mana-mana di Gaza. “Mereka mungkin menjadi korban pemboman tentara Israel sama seperti rakyat kami,” ujarnya.
CNN sebelumnya melaporkan bahwa beberapa hari setelah Hamas melancarkan serangan mendadak berskala besar terhadap Israel, rincian mengerikan masih terus bermunculan.
Di Kfar Aza, sebuah kibbutz di Israel selatan, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan kepada CNN bahwa para militan melakukan "pembantaian" di mana perempuan, anak-anak, balita dan orang tua "dibantai secara brutal sesuai dengan tindakan ISIS."
Tal Heinrich, juru bicara Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, mengatakan pada Rabu (11/10/2023) bahwa bayi dan balita ditemukan dengan “kepala dipenggal” di Kfar Aza di Israel selatan setelah serangan Hamas di kibbutz pada akhir pekan.
Kantor Netanyahu pada Kamis (12/10/2023) merilis foto-foto mengerikan dari dua bayi yang tubuhnya terbakar hingga tak dapat dikenali lagi dan tubuh bayi berlumuran darah.
Duta Besar Israel untuk PBB pada Senin (9/10/2023) mengatakan militan Hamas menyandera sebanyak 150 orang di berbagai lokasi di Gaza setelah serangan mereka di Israel selatan pada Sabtu (7/10/2023).
Kehadiran mereka mempersulit respons Israel terhadap serangan mematikan kelompok militan tersebut. Namun, Duta Besar Gilad Erdan mengatakan kepada CNN pada Senin (9/10/2023) bahwa prioritas pemerintah adalah menghancurkan Hamas untuk memulihkan keamanan bagi seluruh warga Israel.
(Susi Susanti)