NEW YORK - Kegembiraan dirasakan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden saat mendengar kabar jika Hamas membebaskan dua sandera ibu dan anak asal AS.
Dalam keterangan tertulisnya pada Jumat (20/10/2023), Biden mengatakan sangat gembira bahwa mereka akan segera bertemu kembali dengan keluarga mereka.
Ia juga berterima kasih kepada pemerintah Qatar atas upaya mediasinya dalam pembebasan tersebut.
Biden mengatakan para pejabat AS telah bekerja sepanjang waktu untuk membebaskan warga Amerika yang disandera oleh Hamas.
Gedung Putih mengatakan Biden kemudian berbicara melalui telepon dengan kedua wanita tersebut serta anggota keluarga Ranaan lainnya.
Menurut Departemen Luar Negeri AS, hingga Jumat (20/10/2023), setidaknya 32 warga Amerika dipastikan tewas bulan ini dalam konflik Israel-Hamas, sedangkan 10 orang masih belum ditemukan.
AS dan Inggris masing-masing mengatakan mereka bekerja sama dengan pejabat Qatar untuk membantu menjamin pembebasan warga negara mereka.
"Kami akan melanjutkan dialog kami dengan Israel dan Hamas, dan kami berharap upaya ini akan mengarah pada pembebasan semua sandera sipil dari setiap negara,” terang Kementerian Luar Negeri Qatar dalam sebuah pernyataan, dikutip BBC.
Negara-negara lain yang warganya ditahan di Gaza termasuk Argentina, Jerman, Perancis, Thailand dan Portugal.
Seperti diketahui, warga Ranaan adalah bagian dari keluarga besar yang terjebak dalam serangan tersebut.
Delapan anggota keluarga lainnya hilang dari Kibbutz Be'eri. Tiga orang tewas, termasuk seorang pengasuh.
BBC News telah memverifikasi identitas kerabat lainnya yang dikhawatirkan diculik di Gaza.
Dr Shoshan Haran, 67, putrinya Adi Shoham, 38, pasangan Adi, Tal Shoham, 38, dan anak-anak mereka, Naveh, 8, dan Yahel, 3, diyakini telah diculik dari rumah mereka.
Menurut Fair Planet, organisasi nirlaba yang didirikan Dr Haran, telepon milik suaminya, Avshalom, dilacak hingga ke Gaza dan mereka yakin seluruh keluarganya telah diambil.
(Susi Susanti)