Dia juga mengkritik dukungan tanpa syarat beberapa negara Barat terhadap Israel, sehingga memicu teguran keras dari Italia dan Israel.
Tidak seperti banyak sekutu NATO, Uni Eropa, dan beberapa negara Teluk, Turki tidak menganggap Hamas sebagai organisasi teroris. Kelompok ini telah lama menjadi tuan rumah bagi para anggotanya, mendukung solusi dua negara dan menawarkan peran dalam merundingkan pembebasan sandera yang diculik oleh Hamas dalam serangan 7 Oktober.
Sinan Ulgen, mantan diplomat Turki dan direktur Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Luar Negeri, sebuah lembaga pemikir yang berbasis di Istanbul, mengatakan krisis kemanusiaan yang memburuk di Gaza dan tekanan dari sekutu politik telah mendorong Erdogan mempertajam retorikanya terhadap Israel.
Turki “akan melindungi prinsip-prinsipnya dan membagikannya kepada komunitas internasional, namun Turki perlu melakukan hal ini dengan diplomasi yang lebih halus jika ingin memainkan peran diplomatik seperti itu,” kata Ulgen.