Pangeran melarang keturunannya untuk berbahasa Melayu dalam pergaulan antar mereka. Tapi dewasa ini pemuda umumnya sudah tidak bisa berbahasa Sunda.
Pangeran Jayakarta meninggal dunia dan dimakamkan dekat Masjid Assalafiah bersama putranya Pangeran Lahut dan familinya Pangeran Sageri, istri Pangeran Sangiyang yaitu Ratu Rafiah serta Pangeran Suria.
Makam Pangeran Sangiyang suami dari Ratu Rafiah yang letaknya kurang lebih 300 meter dari makam Pangeran Jayakarta
Untuk menjaga identitas dirinya, Pangeran juga melarang keturunannya memberitahukan letak makamnya. Tidak heran kalau makamnya di Jatinegara Kaum, Jakarta Timur baru diketahui 1956, masa gubernur DKI Sumarno. Jadi makam itu baru diketahui umum setelah 337 tahun dirahasiakan.
"Bahkan dulu keturunan Pangeran Jayakarta dilarang menikah dengan orang luar selain dari kerabat Jatinegara Kaum ini. Tujuannya supaya rahasia maka itu tidak bocor,," kata Rosyid, salah satu keturunan trah pangeran Jayakarta yang juga juru kunci Makam.
Maka meski jalan raya Jakarta-Bekasi dibangun, menghubungkan Jakarta- Karawang, tapi Jatinegara Kaum sendiri masih terpencil. Sampai 1960-an tanah yang membatasi daerah Jatinegara Kaum dengan tetangganya Rawamangun masih berupa sawah.
Konon, untuk menghindari masuknya para pendatang, sebagian penduduk sengaja membuang kotoran di jalan itu. Tapi, jika beberapa dekade lalu hampir seluruh penduduknya satu kerabat, kini sudah banyak pendatang. Sebagian sudah pindah dari tempat kelahirannya.
Sekalipun selama ratusan tahun jadi kampung tertutup, tapi pendidikan trah pangeran Jayakarta rata-rata SMA plus. Maka status mereka lebih baik dari warga Betawi umumnya. Mereka lebih dulu masuk ke sekolah-sekolah umum (Belanda). Ketika warga Betawi umumnya masih mengharamkan, cuma sekolah agama di pesantren.
"Maka banyak di antara warga yang menjadi bupati, wedana, camat dan lurah," kata Rosyid.
Menurut Rosyid, Pangeran Jayakarta mewariskan peninggalan berupa, Masjid Assalafiah, tasbih Berwarna hitam, dan tombak bernama Biring Lanang (Jantan di laut) dan Biring Galih (Jantan di darat). "Tasbih dan tombak tidak diketahui keberadaannya," jelas Rosyid.
(Nanda Aria)