Abu Hassan mengaku wajahnya dibenamkan ke dalam tanah dan kotoran yang menutupi lantai gedung kosong itu. Mereka diinterogasi dan berulang kali ditanya di mana mereka bermaksud “melakukan serangan penikaman” dengan pisau yang konon mereka miliki. Mereka juga mengatakan bahwa mereka ditanyai pertanyaan pribadi tentang keluarga mereka.
“Kekerasan terus berlanjut. Mereka menuangkan air ke kami, mereka mengencingi kami. Setelah itu seseorang yang memegang tongkat mencoba menusukkannya ke punggungku. Saya melawan sekuat tenaga sampai dia menyerah begitu saja,” lanjutnya.
Abu Hassan mengatakan kepada Haaretz bahwa dia mengira dia menjadi sasaran pelecehan parah karena dia dikenal di kalangan pemukim sebagai aktivis yang membantu komunitas penggembala di daerah tersebut.
“Mereka ingin menyampaikan dua pesan: satu, bahwa orang-orang Yahudi menjadi gila setelah Jalur Gaza, dan kedua, bahwa kami, orang-orang Arab, tidak berani macam-macam dengan mereka,” ujarnya.
“Saya mengatakan kepada mereka bahwa saya menentang Hamas dan Jihad Islam Palestina, namun hal itu tidak menarik minat mereka. Mereka bilang semua orang Arab itu brengsek dan kami harus dikirim ke Yordania. Apa yang terjadi tidak ada hubungannya dengan hukum, ketertiban, atau perilaku negara yang sudah direformasi. Ini hanyalah sebuah geng yang terintegrasi.”
“Mereka terus memukuli kami,” kata Khaled.
“Mereka membawa pipa besi dan pisau yang juga digunakan untuk memukuli kami. Mereka memukuli saya di mana saja, di tangan, dada, dan kepala. Di mana pun. Mereka mematikan rokok pada kami, mereka mencoba mencabut kuku saya,” ujarnya.
Menurut kedua pria Palestina tersebut, setelah sekitar enam jam mereka dibawa keluar dari gedung yang dipenuhi kotoran, tanpa alas kaki dan hanya mengenakan pakaian dalam. Mereka tidak menyadari kehadiran orang Palestina ketiga, Majed, yang diikat dengan tali dan telepon genggamnya diambil dan kemudian dirawat selama dua malam di rumah sakit.
Ketiga warga Palestina itu dibebaskan pada malam harinya.
Sementara itu, pada saat yang sama, menurut laporan tersebut, lima aktivis sayap kiri Israel ditahan selama berjam-jam oleh para pemukim.