Ball berpendapat bahwa Veltman memiliki tujuan yang lebih besar pada hari itu daripada melakukan pembunuhan.
“Afzaal hanyalah medium. Pesan brutal tersebut ditujukan kepada khalayak yang lebih luas,” katanya.
Pada Selasa (14/11/2023), juri yang beranggotakan 13 orang mendengarkan argumen penutup dari pengacara Veltman, yang mengatakan bahwa terdakwa berada dalam "keadaan seperti mimpi" pada hari penyerangan karena mengonsumsi jamur ajaib dalam jumlah besar.
Mereka juga berpendapat bahwa Veltman menderita kondisi mental termasuk depresi, kecemasan, dan gangguan kepribadian, yang semuanya diperburuk oleh penggunaan narkoba.
Christopher Hicks, pengacara Veltman, menggambarkan kondisi mental kliennya saat itu seperti "kereta barang yang melaju menuju ledakan".
Dia berargumen bahwa kliennya bersalah atas pembunuhan berencana, bukan pembunuhan tingkat pertama.
(Susi Susanti)