JENDERAL TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan bercerita tak mengingkan sang anak untuk mengikuti jejaknya sebagai militer. Padahal, Luhut dikenal sebagai sosok yang berbahaya di militer dengan kemampuan tempur yang dimilikinya. Keinginan tak sesuai kenyataan, atau malah menjadi karma baginya. Putranya, Paulus Pandjaitan menyatakan keinginannya untuk menjadi prajurit TNI.
Paulus mengungkapkan keinginannya itu saat Luhut menjadi Duta Besar (Dubes) RI untuk Singapura 1999. Bahkan, Paulus memohonnya dengan menangis agar direstui sang ayah, yang kini menjabat sebagai Menko Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves).
”Pokoknya dia harus jadi seorang Sarjana,” tegas ujar Luhut dikutip dari buku bigorafi Luhut Binsar Pandjaitan berjudul “Luhut” dikutip.
Paulus memang kerap diajak Luhut ketika bertugas, bahkan pernah dibawa ke Timor Timur yang kini bernama Timor Leste. Keinginannya itu tak bisa dilepaskan dengan pengalamannya bersama sang ayah.
"Barangkali kenangan itulah yang terpatri dalam benak Paulus. Bahwa menjadi militer itu sesuatu yang keren dan gagah,” ujar mantan Dansat 81 Kopassus ini.
Seiring waktu Paulus mengikuti keinginan Luhut dengan mendaftar di Universitas Pelita Harapan (UPH), dan lulus sebagai Sarjana Hukum, empat tahun kemudian. Namun, hal tersebut tak mengendurkan niatnya untuk menjadi seorang tentara.
Paulus kembali merengek ke Luhut menjelang wisuda pada 2022 agar diperbolehkan masuk tentara. Lantaran tak ingin melihat anaknya kesusahan seperti dirinya saat menjadi tentara, Luhut menyarankan agar Paulus sekolah S2 di Amerika Serikat.
Paulus tetap bersikeras dan mengungkapkan keinginannya untuk menjadi tentara. Lagipula, sudah terlambat bagi Paulus untuk masuk Akmil karena bakal tertinggal empat tahun di belakang teman-teman seangkatannya.
"Kau masuk tentara mau diapain kau nanti?" kata Luhut.