Situasi menjadi sangat tegang ketika pengawal Rabin dengan cepat mengeluarkan senapan otomatis Uzi, sementara Sjafrie menempelkan pistol Baretanya ke perut pengawal tersebut. Meskipun terjadi adu mulut dan ancaman senjata, situasi mereda setelah pengawal Rabin menurunkan senjatanya dan mengakui kesalahannya.
Kejadian ini membuat Perdana Menteri Yitzak Rabin khawatir, tetapi akhirnya, situasi menjadi tenang, memungkinkan Rabin untuk mematuhi protokol keamanan Paspampres.
Meskipun adu tembak dapat dihindari, Rabin harus menunggu selama 15 menit sebelum akhirnya bisa bertemu dengan Presiden Soeharto. Peristiwa ini menjadi momen menegangkan dalam sejarah Paspampres yang bertugas melindungi kepala negara.
(Arief Setyadi )