WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) sedang meninjau "potensi penunjukan teroris" untuk kelompok pemberontak Houthi di Yaman sebagai tanggapan atas penyitaan sebuah kapal kargo, kata Juru Bicara Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby pada Selasa, (21/11/2023).
Komentar Kirby penting karena salah satu tindakan pertama pemerintahan Biden setelah menjabat pada Januari 2021 adalah mencabut sebutan teroris terhadap Houthi karena khawatir sanksi yang mereka berikan dapat memperburuk krisis kemanusiaan di Yaman.
Kelompok Houthi yang didukung Iran, yang telah mengirimkan drone dan rudal jarak jauh ke Israel sebagai solidaritas dengan Hamas, menyita kapal kargo Galaxy Leader pada Minggu, (19/11/2023) di selatan Laut Merah, dan menggambarkannya sebagai milik Israel.
Kirby menyebut penyitaan kapal tersebut oleh Houthi sebagai “pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional” di mana “Iran terlibat.”
“Mengingat hal ini, kami telah memulai peninjauan terhadap kemungkinan penetapan teroris dan kami juga akan mempertimbangkan opsi lain dengan sekutu dan mitra kami,” kata Kirby pada konferensi pers di Gedung Putih sebagaimana dilansir Reuters. Dia menyerukan pembebasan segera kapal tersebut dan awak internasionalnya.
Kapal kargo berbendera Bahama ini disewa oleh Nippon Yusen dari Jepang. Itu dimiliki oleh perusahaan yang terdaftar di bawah Ray Car Carriers yang berkantor pusat di Pulau Man, yang merupakan unit Ray Shipping yang didirikan di Tel Aviv, menurut data LSEG.