DOHA – Hamas dan Israel pada Rabu, (22/11/2023) menyepakati gencatan senjata empat hari sebagai ganti pembebasan sandera di Gaza dan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel. Gencatan senjata ini akan menghentikan kekerasan yang telah terjadi di Gaza selama hampir dua bulan dan memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan dan bahan bakar ke daerah kantong tersebut.
Berdasarkan kesepakatan itu, Hamas akan membebaskan 50 perempuan dan anak-anak – dari sekira 240 sandera yang ditangkap oleh militan dalam serangan mendadak mereka pada 7 Oktober di Israel – sebagai imbalan atas pembebasan 150 perempuan dan anak-anak Palestina.
Perjanjian tersebut, yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir, akan memungkinkan ratusan truk bantuan kemanusiaan, medis dan bahan bakar memasuki Gaza. Semua aktivitas udara Israel di Gaza selatan akan dihentikan selama empat hari, sementara lalu lintas udara di utara, yang menjadi fokus awal serangan darat Israel, akan dihentikan mulai pukul 10:00 hingga 16:00. waktu setempat, kata Hamas.
“Saat kami mengumumkan penghentian perjanjian gencatan senjata, kami menegaskan bahwa kami tetap siap untuk mengambil tindakan, dan para pejuang kami yang menang akan tetap waspada untuk membela rakyat kami dan mengalahkan pendudukan,” kata Hamas sebagaimana dilansir Reuters.
Seorang mediator Qatar mengatakan negaranya berharap kesepakatan itu akan menghasilkan gencatan senjata permanen.
Israel, dalam pernyataan terpisah yang mengkonfirmasi kesepakatan tersebut, mengatakan jeda pertempuran akan diperpanjang satu hari lagi untuk setiap tambahan 10 sandera yang dibebaskan. Hamas tidak menyebutkan pengaturan semacam itu.
“Pemerintah Israel berkomitmen untuk memulangkan semua sandera. Malam ini, mereka menyetujui usulan kesepakatan sebagai tahap pertama untuk mencapai tujuan ini,” kata kantor perdana menteri Israel.
Pemboman Israel telah meratakan sebagian besar wilayah Gaza yang dikuasai Hamas, menewaskan 13.300 orang di daerah kantong kecil berpenduduk padat dan menyebabkan sekira dua pertiga dari 2,3 juta penduduknya kehilangan tempat tinggal, menurut pihak berwenang di Gaza.
Kepala perunding Qatar dalam perundingan gencatan senjata, Menteri Negara di Kementerian Luar Negeri Mohammed Al-Khulaifi, mengatakan kepada Reuters bahwa Komite Palang Merah Internasional akan bekerja di Gaza untuk memfasilitasi pembebasan para sandera.
“(Ini) akan menjadi periode intensif di mana kami akan berkomunikasi langsung 24/7 dengan ICRC dan kedua pihak untuk memastikan bahwa kami menyempurnakan pembebasan para sandera,” kata Al-Khulaifi.
Dia mengatakan bahwa gencatan senjata berarti "tidak akan ada serangan apa pun. Tidak ada gerakan militer, tidak ada ekspansi, tidak ada apa pun."
Al-Khulaifi menambahkan bahwa Qatar berharap kesepakatan itu “akan menjadi benih bagi kesepakatan yang lebih besar dan gencatan senjata permanen. Dan itulah niat kami.”
Al-Khulaifi berkata: "Dalam pemahaman kami, ini adalah titik terang di ujung terowongan. Ini adalah perkembangan positif dari krisis yang sangat sulit dan rumit yang sedang kita jalani ini.
(Rahman Asmardika)