GAZA – Seorang penasihat senior Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu berbicara tentang rapuhnya kesepakatan pembebasan sandera dengan Hamas, dan mengatakan bahwa dia tetap berharap perjanjian itu akan terus berjalan.
“Seperti (Presiden AS Joe) Biden, saya pikir warga Israel berharap hal ini benar-benar terjadi, dan kita akan melihat 13 warga Israel kembali besok. Itu harapan kami. Tapi kita harus menunggu dan melihat. Kami tahu dengan siapa kami berhadapan. Hamas adalah organisasi teroris yang brutal dan kejam dan kita harus siap menghadapi hal-hal yang tidak terduga,” kata Mark Regev, penasihat senior Netanyahu, di The Situation Room CNN.
Seperti diketahui, sencatan senjata antara Israel dan Hamas dijadwalkan akan dimulai pada Jumat (24/11/2023) pukul 07.00 waktu setempat (tengah malam ET), dengan 13 sandera sipil akan dibebaskan oleh Hamas beberapa jam kemudian.
Menurut negosiator kesepakatan utama Qatar, lebih banyak lagi sandera yang akan dibebaskan, dengan total 50 sandera diperkirakan akan dibebaskan dalam waktu empat hari. Sedangkan tahanan Palestina juga akan dibebaskan secara bertahap.
Pembebasan sandera awalnya seharusnya dilakukan pada Kamis (23/11/2023) tetapi ditunda hingga Jumat (24/11/2023). Regev mengatakan dia tidak bisa menjelaskan secara rinci mengapa rencana itu diundur satu hari pun.
“Yang bisa saya katakan adalah saya berharap hal itu akan terjadi besok. Seperti Presiden Biden, saya tetap berharap,” lanjutnya.