GAZA/YERUSALEM – Israel membebaskan 39 warga Palestina dari tahanan sebagai ganti pembebasan 17 sandera, termasuk empat warga negara Thailand pada gencatan senjata hari kedua, dalam kesepakatan yang sempat terancam oleh perselisihan mengenai pengiriman bantuan ke Gaza.
Gambar-gambar televisi menunjukkan para sandera berada di perbatasan Rafah di sisi Mesir setelah meninggalkan Gaza, ketika Hamas menyerahkan para sandera tersebut kepada Komite Palang Merah Internasional pada Sabtu, (25/11/2023) malam.
Enam dari 13 warga Israel yang dibebaskan adalah perempuan dan tujuh lainnya adalah anak-anak dan remaja. Sementara dari 39 tahanan Palestina yang dilepaskan, enam di antaranya wanita sementara sisanya masih berusia di bawah umur.
Beberapa warga Palestina tiba di Al-Bireh Municipality Square di Ramallah di Tepi Barat yang diduduki Israel, di mana ribuan warga menunggu mereka, kata seorang saksi mata Reuters.
Sebelumnya, pada Jumat, (24/11/2023) Hamas membebaskan 13 sandera Israel, termasuk anak-anak dan orang tua, serta seorang warga negara Filipina dan 10 pekerja pertanian Thailand. Sebagai gantinya , Israel membebaskan 39 wanita dan pemuda Palestina dari penjara Israel.
Seorang pejabat Palestina yang mengetahui langkah diplomatik tersebut mengatakan Hamas akan melanjutkan gencatan senjata, penghentian pertempuran pertama sejak pejuang Hamas mengamuk di Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekira 240 orang.
Menanggapi serangan itu, Israel telah berjanji untuk menghancurkan militan Hamas yang menguasai Gaza, menghujani bom dan peluru ke daerah kantong tersebut dan melancarkan serangan darat di utara. Sekitar 14.800 orang, sekira 40% di antaranya anak-anak, telah terbunuh, kata otoritas kesehatan Palestina pada Sabtu.
(Rahman Asmardika)