GAZA/YERUSALEM - Tiga belas warga Israel dan empat warga negara Thailand tiba di Israel pada Minggu, (26/12/2023) dalam pembebasan sandera kedua dari penawanan Hamas dengan imbalan tahanan Palestina dalam kesepakatan yang sempat terancam oleh perselisihan mengenai pengiriman bantuan ke Gaza.
Meskipun dapat diatasi melalui mediasi Mesir dan Qatar, perselisihan yang mengancam gencatan senjata untuk membebaskan tawanan menggarisbawahi rapuhnya perjanjian yang dimaksudkan untuk membebaskan 50 sandera yang ditahan oleh kelompok militan Palestina dan 150 tahanan yang ditahan di penjara-penjara Israel selama empat hari.
Gambar-gambar televisi menunjukkan para sandera berada di perbatasan Rafah di sisi Mesir setelah meninggalkan Gaza, ketika Hamas menyerahkan para sandera tersebut kepada Komite Palang Merah Internasional pada Sabtu, (25/11/2023) malam.
Enam dari 13 warga Israel yang dibebaskan adalah perempuan dan tujuh lainnya adalah anak-anak dan remaja.
“Para sandera yang dibebaskan sedang dalam perjalanan ke rumah sakit di Israel, di mana mereka akan berkumpul kembali dengan keluarga mereka,” kata Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dalam sebuah pernyataan sebagaimana dilansir Reuters.
Israel membebaskan 39 warga Palestina – enam wanita dan 33 anak di bawah umur – dari dua penjara, kata kantor berita Palestina WAFA.
Beberapa warga Palestina tiba di Al-Bireh Municipality Square di Ramallah di Tepi Barat yang diduduki Israel, di mana ribuan warga menunggu mereka, kata seorang saksi mata Reuters.
Seorang pejabat Palestina yang mengetahui langkah diplomatik tersebut mengatakan Hamas akan melanjutkan gencatan senjata, penghentian pertempuran pertama sejak pejuang Hamas mengamuk di Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekira 240 orang.