Perang Lawan Hamas di Gaza, Israel Diperkirakan Keluarkan Biaya Rp820 Triliun

Rahman Asmardika, Jurnalis
Kamis 30 November 2023 13:45 WIB
Foto: Reuters.
Share :

TEL AVIV - Bank Israel merilis laporan yang mengumumkan bahwa perkiraan biaya perang di Gaza setelah Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober telah mencapai 198 miliar shekel atau setara USD53 miliar (sekira Rp820 triliun).

“Total dampak kotor perang tersebut mencapai 198 (miliar shekel),” kata laporan bank tersebut sebagaimana dilansir Al Mayadeen.

Laporan itu menambahkan bahwa 107 miliar shekel dialokasikan untuk belanja militer, yang bersifat inklusif.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa sisa jumlah tersebut ditujukan untuk mengkompensasi kerusakan langsung atau tidak langsung, pengeluaran sipil, pembayaran utang publik, dan hilangnya pendapatan pajak.

Baru kemarin, perselisihan yang sudah berlangsung lama selama lebih dari satu tahun antara ketua komite keuangan Israel, Moshe Gafni, dan gubernur bank sentral Amir Yaron semakin intensif ketika gubernur bank sentral tersebut menyatakan bahwa ketua Bank Israel tidak pantas untuk masa jabatan kedua.

Gafni telah mengkritik Yaron sejak pertengahan 2022 ketika bank sentral pendudukan memulai siklus kenaikan suku bunga yang agresif untuk memerangi inflasi yang tinggi.

Dengan latar belakang ketidakpastian ekonomi yang timbul dari konfrontasi dengan kelompok perlawanan Palestina, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberikan tawaran masa jabatan lima tahun kedua kepada Yaron minggu lalu, dan Yaron menerimanya. Keputusan tersebut kini menunggu persetujuan kabinet.

Yaron sebelumnya menyatakan bahwa perang di Gaza menyebabkan tekanan keuangan yang lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya, dan menyebutnya sebagai “kejutan besar” terhadap perekonomian.

Bahkan regulator perbankan "Israel" menyarankan bank-bank komersial untuk berhati-hati dalam membagikan dividen dan melakukan pembelian kembali saham, menekankan pentingnya pendekatan konservatif untuk menjaga aliran kredit selama periode perang dan mengantisipasi kemerosotan ekonomi.

Hal ini menyusul laporan bahwa “Israel” telah meminjam USD6 miliar melalui investor utang internasional, yang mencakup USD5,1 miliar dari tiga penerbitan obligasi baru, enam top-up obligasi dalam mata uang dolar-euro, dan lebih dari USD1 miliar penggalangan dana melalui perusahaan Amerika Serikat (AS).

Menurut para investor, obligasi tersebut diterbitkan dalam apa yang disebut penempatan pribadi, yaitu sekuritas yang tidak diberikan kepada pasar umum melainkan kepada investor terpilih. Pilihan penempatan swasta dapat berupa peningkatan dana perang dengan cepat atau tanpa menarik perhatian yang tidak diinginkan.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya