Dilansir dari the National News, salah satu teori lain yang muncul berasal dari abad ke-14 oleh penyair Irak Safi al-Din al-Hilli.
Menurutnya, "Putihlah tindakan kita, hitamkan pertempuran kita, hijaukan ladang kita, dan merahkan pedang kita."
Gabungan warna-warna ini pertama kali terlihat pada 1916 pada bendera Pemberontakan Arab melawan Kekaisaran Ottoman, yang dirancang oleh diplomat Inggris Sir Mark Sykes.
“Ada kesamaan tertentu di antara banyak negara Arab,” kata Prof Podeh kepada The National.
Hal ini menandakan adanya simbolisme tertentu, ada keterkaitan, persamaan, ada kesamaan masyarakat di daerah sekarang, yang bukan hanya bahasa Arab.
Hal ini juga sangat relevan bagi UEA karena benderanya terdiri dari warna tradisional Arab.
Ketika kita berbicara tentang warna tradisional Arab, yang dimaksud bukan hanya warna pan-Arab, tapi juga warna Islami.
Dimana hal ini kembali ke Nabi Muhammad, hijau dan merah ke Ottoman. Ini sangat relevan dengan sejarah dan identitas. Namun seiring berjalannya waktu, banyak perubahan telah terjadi pada bendera-bendera wilayah.