Pada sidang yang digelar Selasa (5/12/2023) di hadapan Komite Pendidikan dan Tenaga Kerja DPR yang dipimpin Partai Republik, Dr Gay bersama dengan presiden Universitas Pennsylvania dan Institut Teknologi Massachusetts (MIT) ditantang mengenai kebijakan dan prosedur universitas untuk memerangi antisemitisme.
Menjelang akhir sidang yang berlangsung selama hampir enam jam, Elise Stefanik dari Partai Republik New York bertanya kepada ketiga wanita tersebut.
"Apakah seruan untuk melakukan genosida terhadap orang Yahudi melanggar kode etik atau peraturan [universitas Anda] mengenai penindasan dan pelecehan? Ya atau tidak?,” terangnya.
Masing-masing saksi menghindari jawaban langsung, dengan mengatakan hal itu tergantung konteksnya.
Dr Gay lebih lanjut menambahkan bahwa Harvard hanya mengambil tindakan ketika pidato tersebut menjadi tindakan yang mengarah pada intimidasi, pelecehan, dan intimidasi.
Stefanik sebelumnya bertanya tentang frasa kontroversial yang biasa digunakan oleh beberapa anggota gerakan Pro-Palestina, yang menurut Dr Gay menurutnya secara pribadi “menjijikkan”.
Dr Gay dan rektor perguruan tinggi lainnya juga menyatakan dukungan mereka untuk Israel dan penolakan terhadap antisemitisme, namun Dr Gay mengatakan komentarnya selama percakapan yang viral dengan Stefanik adalah sebuah kesalahan.
“Apa yang seharusnya saya lakukan pada saat itu adalah kembali ke kebenaran yang saya miliki, yaitu seruan untuk melakukan kekerasan terhadap komunitas Yahudi – ancaman terhadap mahasiswa Yahudi – tidak memiliki tempat di Harvard, dan tidak akan pernah dibiarkan begitu saja,' katanya dalam wawancaranya dengan Harvard Crimson.