Nabil Haroen: Pencak Silat dan Ngaji Kitab, Pilar Penting Fikih Peradaban NU

Arief Setyadi , Jurnalis
Minggu 17 Desember 2023 14:14 WIB
Halaqoh Fikih Peradaban (Foto: Ist)
Share :

LAMONGAN — Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa M. Nabil Haroen, menyoroti peran penting Fikih Peradaban sebagai sumbangan Nahdlatul Ulama dalam membentuk dunia yang lebih seimbang.

Fikih Peradaban, kata Haroen, tidak hanya berperan sebagai kunci, tetapi juga sebagai fondasi utama dalam membentuk masyarakat yang menghormati perdamaian. Baginya, perdamaian bukan hanya keinginan, melainkan juga pondasi untuk peradaban dan struktur sosial yang terorganisir.

"Konsep Fikih Peradaban ini sumbangsih luar biasa dari Nahdlatul Ulama tidak hanya untuk Indonesia, tapi juga untuk masyarakat dunia. Kita berada pada situasi yang tidak mudah secara geopolitik maupun kompetisi ekonomi global, perang terjadi di beberapa kawasan di dunia, di Eropa dan Timur Tengah. Halaqah Fikih Peradaban yang diselenggarakan Nahdlatul Ulama ini menjadi kontribusi nyata untuk masa depan manusia,” ujar Nabil Haroen dalam Halaqah Fikih Peradaban di Pondok Pesantren Roudlotul Muta’abbidin, Payaman, Solokuro, Lamongan, Sabtu 16 Desember 2023.

Acara tersebut dihadiri sejumlah tokoh, antara lain KH. Kholili Kholil (PBNU), Gus M. Nabil Haroen (Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa), KH. Syahrul Munir, serta pengurus Nahdlatul Ulama dan kiai-kiai muda di wilayah Lamongan. Halaqah Fikih Peradaban ini merupakan bagian dari seri kedua yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama di ratusan pesantren di seluruh Indonesia.

Sebelumnya, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) telah menyelenggarakan seri pertama Halaqah Fikih Peradaban pada paruh kedua tahun 2022. Selain itu, pada tahun ini, Nahdlatul Ulama juga aktif dalam beberapa agenda internasional seperti ASEAN IIDC dan forum Religion 20 ISORA, yang merupakan hasil kerjasama antara PBNU, Kementerian Agama, Kementerian Luar Negeri, dan beberapa instansi terkait.

Dalam Halaqah Fikih Peradaban di Pesantren Roudlotul Muta’abbidin Lamongan, Gus Nabil Haroen menyoroti pentingnya seni dan budaya sebagai dasar dalam membangun peradaban. Ia mengingatkan bahwa Indonesia memiliki kekayaan budaya dan warisan seni yang sangat berharga yang harus terus dipromosikan sebagai identitas utama bangsa.

“Saat ini, kita ini bangsa Indonesia harus diakui sedang mengalami krisis identitas. Padahal, kita punya kebudayaan dan ragam kesenian yang luar biasa. Kita punya pencak silat, yang merupakan warisan budaya dunia yang adiluhung, pencak silat kita diakui oleh UNESCO," ujar Nabil Haroen, yang juga calon anggota DPR RI dari PDI Perjuangan Dapil Jatim X, Lamongan Gresik.

"Di Nahdlatul Ulama, pencak silat menjadi identitas utama Pagar Nusa, yang menjadi platform penting untuk mengajari bela diri generasi kita. Di Pagar Nusa, tidak hanya pencak silat secara fisik, namun juga dibekali kekuatan mental, serta tersambung sanad ngaji dengan para guru kita, para kiai pendiri Nahdlatul Ulama hingga Kanjeng Nabi Muhammad,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Nabil Haroen mengajak semua pihak untuk bersama-sama berkontribusi dalam membangun peradaban, dimulai dari tingkat terkecil dan wilayah yang dapat dijangkau.

“Mari kita bersama-sama membangun peradaban ini, dengan konteks dan tanggung jawab masing-masing. Melalui halaqah ini, kita sudah mengerti gambar besarnya. Perlu terus didorong untuk menjadi bagian penting agar masing-masing pihak bisa bekerja serta memberi sumbangsih, misal di pondok dengan mengaji serta berlatih silat. Kita menguatkan pondasi ilmu serta identitas tradisi kita, dengan demikian semuanya bisa tersambung,” terang Nabil Haroen, yang juga Wakil Ketua Umum PB Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI).

Nabil Haroen juga mendorong agar kegiatan mengaji dan berlatih silat dianggap sebagai satu kesatuan yang tidak perlu dipisahkan.

“Saya memerintahkan para pendekar Pagar Nusa untuk secara rutin bertemu dengan kiai dan melakukan ziarah, sembari tetap berlatih silat dan mengaji. Untuk wilayah Lamongan dan sekitarnya, mari para kiai di pesantren, masjid, dan musholla masing-masing, siapkan forum mengaji dan berlatih silat bagi para remaja secara teratur. Dengan demikian, pondasi kebudayaan dan keilmuan pesantren akan terus terjaga bersama-sama,” pungkasnya.

(Arief Setyadi )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya