CHINA - Di China terdapat beragam budaya dan keagamaan. Sebagian besar masyarakat di sana tidak beragama. Kebanyakan masyarakat China mempratikkan kombinasi agama Buddha dan Taoisme.
Mengutip Wikipedia, 73,56 persen masyarakat tidak beragama, atau menganut agama kombinasi. Sedangkan pemeluk Islam termasuk paling sedikit, dengan persentase 0,45 persen.
23 juta umat Muslim tinggal di China, setara dengan jumlah penduduk yang tinggal di Australia. Meskipun beberapa penganut tidak sepenuhnya memahami ajaran Islam, namun mereka tetap menjadikannya sebagai identitas dan cara hidup.
BACA JUGA:
Berikut 5 potret kehidupan orang Islam di China.
1. Rumah Ibadat
Mengutip International Mission Board, Muslim di China memasukan ajaran dan kebudayaan mereka ke dalam desain bangunan masjid.
Di Kota Linxia, Provinsi Gansu, masjid tersebut bergaya pagoda yang dipadukan dua budaya. Bahkan provinsi tersebut diberi julukan "Mekah Tiongkok."
Di Xunhua, Provinsi Qinghai, masjid menjulang tinggi dan membayangi sebagian besar kota. Masjid kebanyakan tersebar di wilayah Tiongkok bagian barat.
2. Pengabdian dan Praktik Keagamaan
Seperti Natal dan Paskah yang dijalankan umat Kristiani, hari raya besar Islam menarik banyak orang untuk menjalankan ibadah. Akhir Ramadan menjelang Idul Fitri, lonjakan jamaah terjadi hingga memenuhi trotoar luar masjid di Linxia, Provinsi Gansu.
3. Makanan Harus Qing Zhen
Umat Muslim di China mensyaratkan makanan harus halal atau disebut qing zhen. Umat Muslim di sana bergerak mencari peluang kerja, dengan membuka restoran halal sendiri.
4. Berdoa dan Membakar Dupa
Di Linxia, Provinsi Gansu terdapat pemakaman para pemimpin Muslim terkenal. Untuk menghormati para leluhur dan pemimpin terdahulu, Umat Muslim berziarah dan membakar dupa sembari berdoa di gongbei.
Praktik sinkretistik dalam menghormati orang mati merupakan salah satu unusur agama di rakyat Tiongkok yang umum dianut oleh Suku Hui.
4. Suku Hui
Di China juga terdapat suku Hui, yakni kelompok masyarakat Muslim terbesar di China. Mereka dikenal dengan sifat periang, baik, dan ramah terhadap pengunjung asing.
Meskipun mereka tidak akur dengan Tionghoa Han, hingga saat ini mereka tetap ramah dan bekerja berdampingan degan Suku Han.
(Susi Susanti)