Israel memborbardir Gaza sebagai tanggapan atas serangan militan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober. Serangan tersebut menewaskan 1.200 orang termasuk bayi dan anak-anak dan 240 orang dari segala usia disandera, menurut Israel.
Serangkaian pengeboman balasan Israel menewaskan sekitar 19.000 warga Palestina di seluruh Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut otoritas kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas. Kurangnya makanan, air, bahan bakar, obat-obatan dan tempat tinggal yang layak membuat bertahan hidup menjadi perjuangan harian bagi seluruh penduduk yang berjumlah 2,3 juta jiwa.
Di tempat lain di tenda kemah tempat Alma dan Salma tinggal, keluarga lain yang memiliki bayi menghadapi kesulitan serupa.
Yasmine Saleh menggendong putrinya Toleen, yang lahir pada 15 Oktober, delapan hari setelah perang. Baju tidur berwarna hijau cerah dan celemek kecil berwarna merah muda terlihat di belakangnya, dibentangkan hingga kering di atap miring tenda mereka.
“Saya tidak pernah membayangkan akan melahirkan dalam situasi seperti ini, atau meletakkan putri saya di tenda dalam cuaca dingin dan beku,” kata Saleh, yang membungkus bayinya dengan selimut berlapis-lapis berwarna-warni.