Kisah Letjen TB Simatupang, Anak Medan yang Religius dan Kritis terhadap Bung Karno

Fakhrizal Fakhri , Jurnalis
Senin 25 Desember 2023 07:00 WIB
TB Simatupang (Foto: istimewa/Okezone)
Share :

JAKARTA - Letjen Tahi Bonar Simatupang atau TB Simatupang lahir di Sidikalang, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, pada 28 Januari 1920. Dia merupakan putra dari seorang pegawai Kantor Pos dan Telegraf bernama Sutan Mangaraja Soaduan Simatupang serta ibunya Mina Boru Sibutar.

Anak Medan satu ini merupakan anak kedua dari delapan bersaudara. Semasa kecil dirinya akrab disapa Bonar menempuh pendidikan di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) Pematangsiantar (lulus 1934), lanjut ke Algemeene Middelbare School (AMS) di Salemba-Batavia (lulus 1940), kemudian masuk Koninlijke Militaire Academie (KMA) di Breda dan diungsikan ke Bandung (lulus 1942).

Jabatan tertingginya dalam karier militer adalah sebagai Kepala Staf Angkatan Perang Republik Indonesia (KSAP) periode 29 Januari 1950–4 November 1953.

Ia ditunjuk langsung Presiden Soeharto usai Panglima Besar Jenderal Soedirman wafat pada 1950. Jabatan KSAP sendiri membawahi Kepala Staf Angkatan Darat, Kepala Staf Angkatan Laut, Kepala Staf Angkatan Udara, dan berada di bawah tanggung jawab Menteri Pertahanan.

Momen penting dalam karier militer TB Simatupang dikenal dengan Peristiwa 17 Oktober 1952, yaitu ketika muncul gelombang demonstrasi oleh tujuh panglima daerah mendesak Dewan Perwakilan Rakyat Sementara (DPRS) dibubarkan. Bahkan kala itu para pimpinan militer tersebut berani mengarahkan meriam-meriam aktif ke hadapan Istana Negara untuk menekan Presiden Soekarno.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya