Asmara Percintaan Terlarang Soekarno dengan Seorang Penari Cantik Istana

Rina Anggraeni, Jurnalis
Senin 25 Desember 2023 08:26 WIB
Kisah Cinta Soekarno (Foto: Istimewa)
Share :

JAKARTA - Asmara percintaan terlarang Soekarno dengan seorang penari cantik istana yang diduga dihapus dari sejarah. Adapun, kisah ini baru mencuat setelah seorang penulis bernama Cindy Adams menceritakannya dalam salah satu bukunya.

Seperti diketahui, Presiden Soekarno dikenal sebagai seorang presiden yang gila perempuan. Total ada sembilan orang perempuan yang pernah dipersunting untuk menjadi istrinya.

Berikut ini asmara percintaan terlarang Soekarno dengan seorang penari cantik istana:

Penari ini bernama yang bertemu dengan Cindy Adams di Bali. Dia pun kemudian menceritakan semua tentang seluk beluk dan bagaimana hubungan asmaranya dengan Soekarno.

Haryati adalah penari di Istana Tampaksiring, Bali yang juga merupakan staff negara bidang kesenian. Dirinya menikah dengan Soekarno pada 21 Mei 1963. Pernikahan keduanya pun digelar secara sederhana.

Selama membina bahtera rumah tangga, Soekarno konon tidak mau mencantumkan nama Haryati sebagai istri keenamnya. Pasalnya, pada saat dirinya menikah dengan Haryati, Soekarno juga masih amat dekat dengan istri kelimanya, yakni Ratna Sari Dewi.

Sayang tiga tahun pasca menikah, Haryati kemudian diceraikan oleh Bung Karno. Soekarno berdalih jika penyebab perceraiannya dengan Haryati adalah karena sudah tidak cocok. Namun ada pula yang menyebut jika Haryati tidak bisa akur dengan istri-istri Bung Karno yang lainnya.

Namun sebelum perceraian itu resmi terjadi, Soekarno diketahui mengirim sebuah surat cinta untuk istri keenamnya itu. Isi surat itu bahkan beredar luas yang berisikan rayuan maut sang bapak proklamator dengan dialek khas andalannya.

"Yatie, adikku yang ayu,

Ini lho, arloji bertahta emas itu. Biasakan memakai, nanti setelah sebulan kamu akan tahu mana yang hendak dipilih, yang hitam atau yang satunya, atau keduanya? Jadi, nanti sebulan lagi, bilanglah.

Masak aku tidak senang, lha yang meminta saja wanita jantung hatiku! Jangankan sekadar arloji, minta apa pun akan aku beri.

Tie, surat-suratku ini tolong disimpan ya! Supaya menjadi gambaran cintaku kepadamu, yang bisa dibaca-baca lagi (kita baca bersama-sama) pada suatu saat nanti, kala aku mau pindah-rumah di dekat telaga biru yang saya ceritakan ketika itu. Itu lho, telaga di atas, di atasnya angkasa.

Coba kau pejamkan matamu sekarang, maka kau akan bisa membayangkan telaga itu! Kalau di tepian telaga tadi tampak lelaki berjubah putih (bukan kain kafan lho… tetapi kain yang bersulamkan pancaran sinar matahari), ya itu aku, –aku, menunggumu. Sebab dari perkiraanku, aku yang bakal mendahului pergi ke sana, aku mendahuluimu!

Lha itu, kembang kamboja di atas nisanku, petiklah kembang itu, ciumilah, maka kamu akan rasakan aroma tubuhku. Bukan aroma bunga, tetapi sebuah aroma yang tercipta dari rasa-cintaku. Sebab, akar kamboja itu menusuk menembus dadaku, di dalam kuburan sana,".

Begitulah bunyi isi surat cinta Bung Karno untuk Haryati. Namun karena hubungan asmara mereka yang sempat dihapus dari sejarah, kisah cinta mereka baru diketahui dalam buku Cindy Adams yang berjudul "My Friend the Dictator" pada tahun 1967 saat keduanya telah bercerai.

(Rina Anggraeni)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya